Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pembangunan fasilitas flare gas di Sumur Sukawati, Blok Tuban, Jawa Timur membutuhkan biaya sebesar US$ 10 juta. Proyek itu akan dikerjakan oleh PT Bangkit Bangun Sarana (BBS), badan usaha milik daerah Bojonegoro.
Direktur BBS Deddy Afidick mengaku, biaya tersebut sudah termasuk murah. "Kalau kami menggunakan alat yang lebih canggih lagi biayanya bisa naik hingga US$ 25 juta," ujarnya kepada KONTAN, Senin (18/7).
Untuk menggarap proyek tersebut, BBS akan menggandeng dua perusahaan swasta yakni PT Inter Media Energi dan PT Niaga Gema Teknologi. Sayangnya, Deddy enggan mengungkapkan seberapa besar porsi daerah dalam proyek tersebut.
Dana tersebut untuk membeli alat pengolahan flare gas yang akan diubah menjadi kondesat, gas LPG dan Compressed Natural Gas ( CNG). Ketiga bahan bakar ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat Jawa Timur.
"Sekarang kami masih menunggu perjanjian jual beli gas flare dengan JOB Pertamina-Petrochina," kata Deddy. Jumlah volume gas flare yang diincar tersebut mencapai 10 juta kaki kubik perhari (mmscfd).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News