Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Test Test
JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I menganggarkan Rp 100 miliar untuk menggarap bisnis kapal pandu di perairan Selat Malaka. Rencananya, bisnis kapal pandu Pelindo tersebut akan fokus melayani kapal-kapal berbendera Indonesia atau kapal asing yang beraktifitas di Indonesia. Khususnya yang berlayar dari Selat Malaka menuju Tanjung Balai Karimun, Selat Durian dan Nipah.
"Bisnis kapal pandu ini merupakan pengembangan dari aktifitas ship to ship (STS) transfer minyak dari VLCC berbobot 350.000 dead weight ton (DWT) ke kapal angkut yang kecil. Karena untuk mendistribusikan minyak ke daerah, tidak bisa dilayani VLCC langsung. Kapal besar seperti ini yang kami pandu sehingga terhindar dari tabrakan dengan kapal lainnya," ujar Bambang Eka Cahyana, Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Pelindo I, Kamis (4/2).
Untuk mendukung rencana Pelindo I itu, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Sunaryo memastikan izin uji coba operasi kapal pandu siap diterbitkan instansinya. Sehingga perseroan bisa memulai uji coba pada Maret mendatang. Namun, ia mengingatkan Pelindo I agar berhati-hati menjalankan bisnis tersebut mengingat selat Malaka merupakan jalur pelayaran internasional. “Saat ini ada sekitar 200 kapal per hari yang melintasi selat tersebut. Sehingga Pelindo harus berhati-hati dalam melakukan panduan, dengan menyiapkan entry dan exit point," kata Sunaryo.
Menurutnya, jika Pelindo ternyata tidak mampu menjalankan tugas itu dikhawatirkan akan terjadi penumpukan kapal di entry point. Sehingga menghambat alur transportasi laut dunia Internasional. "Jangan sampai kita kena protes," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News