Reporter: Epung Saepudin | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Omzet bisnis waralaba terus meningkat. Dari catatan Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), pada 2007 lalu omzet bisnis waralaba mencapai Rp 81 triliun. Kemudian, di 2008 nilai omzet mencapai Rp 93 triliun alias meningkat hampir 15%. "Untuk 2009 sendiri kita berharap meningkat 5% dibanding 2008 lalu. Meski kecil, kami optimis bisa tercapai," ujar Anang Sukandar Ketua Asosiasi Franchise Indonesia, di Jakarta, Jumat (19/6).
Departemen Perdagangan (Depdag) sendiri mencatat, saban bulan omzet waralaba di Indonesia mencapai Rp 4,1 trilun. "Angka sebesar itu tentu menjadi magnet untuk menarik banyak perusahaan asing mengembangkan usahanya melalui konsep ini di Indonesia," terang Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.
Pesatnya pertumbuhan usaha dengan sistem waralaba di Indonesia juga dapat dilihat dari tumbuhnya kegiatan usaha melalui sistem ini sebesar 3% per tahun. Data Depdag menyebutkan, hingga Juni 2009, tercatat sejumlah 1.010 usaha waralaba terdiri dari 260 waralaba asing dan 750 waralaba lokal dengan jumlah gerai 42.900 dan menyerap 819.200 tenaga kerja. Anang juga yakin, maraknya pemutusan hubungan kerja yang terjadi semasa krisis juga akan memicu tumbuhnya berbagai business opportunity (BO) baru. "Kala krisis, orang akan lebih kreatif dalam membuka berbagai usaha," ujarnya.
Ke depannya, Anang meminta Depdag untuk terus mendorong agar bisnis yang masih berstatus business opportunity alias BO bisa segera menjadi franchise. Tentunya, hal tersebut harus memenuhi sejumlah persyaratan franchise. Misalnya saja yakni adanya kewajiban HAKI, kesiapan neraca rugi-laba, serta keunikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News