Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tren harga batubara yang mengalami penurunan, PT ABM Investama Tbk malahan menorehkan kinerja yang positif sepanjang tahun 2018.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk ABM Investama melonjak 1.075,94% jadi US$ 65,50 juta, padahal pada tahun 2017 laba bersih mereka hanya US$ 5,57 juta. Salah satu faktor meningkatnya laba bersih mereka lantaran pendapatan juga tumbuh.
Emiten berkode saham ABMM ini mencatat pendapatan sebesar US$ 773,06 juta pada 2018 meningkat 11,92% dari tahun sebelumnya US$ 690,73 juta.
Pendapatan dari kontraktor tambang dan tambang batubara sebanyak US$ 580,50 juta, kemudian pendapatan dari bisnis logistic dan sewa kapal US$ 86,97 juta, pendapatan dari sewa mesin pembangkit tenaga listrik US$ 46,65 juta, selanjutnya pendapatan dari divisi site services dan repabrikasi US$ 39,46 juta, dari pabrikasi US$ 16,72 juta, dan perdagangan bahan bakar US$ 2,74 juta.
Beban pokok pendapatan mereka US$ 598,84 juta naik 11,03% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya US$ 539,33 juta. Alhasil laba bruto ABMM tumbuh 15,07% menjadi US$ 174,21 juta, pada 2017 laba kotor mereka hanya US$ 151,40 juta.
Di lain sisi, mereka juga berhasil menekan beban penjualan, umum, dan admistrasi US$ 65,44 juta turun 13,96% dari beban pada 2017 US$ 76,06 juta. Sehingga laba bersih mereka berlipat pada tahun lalu.
Direktur Keuangan ABMM, Adrian Erlangga Sjamsul menyampaikan perolehan kinerja keuangan pada tahun lalu didukung dari kinerja operasional mereka yang juga meningkat.
Dalam kondisi harga batubara yang fluktuatif, sambungnya, ABMM terus berupaya untuk meningkatkan kinerja operasional dan juga melakukan efisiensi. “Target pendapatan tahun ini tak jauh berbeda dengan perolehan tahun lalu,” katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (19/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News