Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto
Dengan menurunnya pendapatan bersih, beban pendapatan mereka juga turun 17,38% jadi US$ 235,60 juta dari beban pada semester 1 2018 US$ 285,16 juta. Laba kotor ABMM menyusut sebesar 44,48% menjadi US$ 50,88 juta pada semester 1 2019.
ABMM mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan pada entitas induk sebesar US$ 5,23 juta, anjlok 65,74% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 15,27 juta.
“Turunnya kinerja keuangan karena adanya penurunan harga batubara, harga batubara pada semester 1 2019 sekitar 25% lebih rendah dari harga rata-rata semester 1 2018,” ujarnya pada Kontan, Selasa (13/8).
Baca Juga: Emiten batubara masih menghadapi tekanan
Sebagai salah satu strategi di tengah penurunan harga batubara mereka terus melakukan efesiensi. Ia berharap pada semester kedua ini harga batubara bakal kembali membaik.
Sebagai informasi, Harga Batubara Acuan akhirnya mengalami kenaikan pada Agustus 2019. HBA Agustus 2019 ini naik tipis 1,04% menjadi US$ 72,67 per ton, ketimbang HBA Juli lalu hanya berada di angka US$ 71,92 per ton
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News