kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.851   56,00   0,33%
  • IDX 6.665   51,08   0,77%
  • KOMPAS100 962   9,64   1,01%
  • LQ45 749   7,30   0,98%
  • ISSI 212   1,35   0,64%
  • IDX30 389   3,65   0,95%
  • IDXHIDIV20 468   3,39   0,73%
  • IDX80 109   1,15   1,07%
  • IDXV30 115   1,36   1,20%
  • IDXQ30 128   1,01   0,79%

ABM Investama Ungkap Kadar Kalori Perlu Dipertimbangkan dalam Penentuan HBA Ekspor


Jumat, 07 Maret 2025 / 18:48 WIB
ABM Investama Ungkap Kadar Kalori Perlu Dipertimbangkan dalam Penentuan HBA Ekspor
ILUSTRASI. dimas.andi-Area Tambang Batubara ABM Investama di Kalimantan Selatan-ABM Investama Optimistis Target Produksi Batubara 10 Juta Ton Tercapai


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (ABMM) mengungkap penentuan Harga Batubara Acuan (HBA) Indonesia sebagai acuaan dari harga ekspor perlu memperhatikan kadar kalori dalam batubara yang dijual.

Direktur ABM Investama Hans Christian Manoe mengatakan pihaknya percaya dalam penerapan HBA, pemerintah telah mempertimbangkan mengenai dampak kedepan.

Lebih jauh, Hans mengatakan wajar jika HBA akan lebih tinggi dari indeks batubara global lainnya, karena hal ini akan berpengaruh pada peningkatan penerimaan negara melalui devisa ekspor.

"Ini kan kebijakan pemerintah, pasti sudah dipikirkan. Kalau dibayangan saya, HBA pasti akan lebih tinggi (dari indeks lain) sehingga devisa yang dihasilkan juga akan lebih tinggi," ungkap Hans dalam Media Gathering ABMM, di Jakarta, Kamis (6/3). 

Baca Juga: Eksportir Batubara yang Tak Pakai HBA Bakal Dikenakan Sanksi

Sebagai emiten di sektor tambang batubara khususnya, Hans mengakui, penetapan HBA akan cukup menantang mengingat ketentuan ini harus lebih dulu disepakati oleh pembeli atau buyer.

"Masalahnya, belum tentu customer kita mau, karena ini berkaitan dengan harga pasar kan, dan harga pasar ini ditentukan oleh mekanisme pasar," tambahnya.

Meski begitu, ia menambahkan saat ini Indonesia menjual beberapa batubara dalam beberapa jenis yang dipisahkan berdasarkan nilai kalor atau GAR (Gross Air Received).

"Kalau menurut saya bisa (diterapkan) untuk GAR tertentu. Karena seberapa kuat atau tidak (HBA) tergantung fundamentalnya dari mana," ungkapnya. 

Baca Juga: ABM Investama (ABMM) Lirik Ekspansi Tambang Emas Tahun Ini

Adapun, jika mengutip data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), per tahun 2023 total cadangan batu bara Indonesia yang mencapai 33 miliar ton. Dengan mayoritas cadangan adalah jenis batubara berkalori rendah.  

Hans lebih lanjut menambahkan, porsi Indonesia yang menguasai batubara berkalori rendah bisa menjadi penguat jika akan menggunakan HBA sebagai patokan harga.

"Kalau misalnya GAR 3000-an (kalori rendah) atau yang dikenal juga dengan ICI 5, karena mayoritas diproduksi di Indonesia, kalau mau bilang pake harga ini (HBA), mungkin bisa karena mayoritas (dimiliki) di Indonesia," jelasnya.

Namun, diprediksi akan berdampak berbeda jika HBA diterapkan untuk batubara dengan nilai kalori tinggi misalnya GAR diatas 4000 atau diatas 5000.

"Tapi kalau GAR-nya 4000-an atau 5000-an banyak negara yang punya, susah kalau kita buat patokan sendiri, harus ada yang (indeks) internasional," ungkap dia.

Sebagai gambaran, jika mengutip harga dari indeks Indonesia Coal Indeks (ICI), terdapat lima golongan batubara dengan kadar kalori berbeda.

Berikut adalah harga batubara berdasarkan kalorinya, periode minggu pertama bulan Maret 2025:

- ICI 1 dengan GAR 6.500 senilai US$ 127,72 per ton
- ICI 2 dengan GAR 5.800 senilai US$ 92,87 per ton
- ICI 3 dengan GAR 5.000 senilai US$ 72,24 per ton
- ICI 4 dengan GAR 4.200 senilai US$ 51,18 per ton
- ICI 5 dengan GAR 5.000 senilai US$ 31,78 per ton

Sedangkan, jika dibandingkan, HBA yang dikeluarkan melalui Kementerian ESDM, melalui Kepmen ESDM Nomor 80.K/MB.01/MEM.B/2025 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan Untuk Bulan Maret 2025, merangking empat jenis batubara berdasarkan kalorinya dengan harga sebagai berikut:

- Batubara (6.322 GAR) senilai US$ 128,24 per ton

- Batubara I (5.300 GAR) senilai US$ 82,66 per ton

- Batubara II (4.100 GAR) senilai US$ 50,7 per ton

- Batubara III (3.400 GAR) senilai US$ 34,16 per ton.

Baca Juga: Diprotes Importir China, Dirjen Minerba Tegaskan Tak Ada Penundaan Penerapan HBA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×