kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,99   -4,31   -0.48%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada 45% pelaku usaha muda aktif jualan di e-commerce, Menkop: Perlu laman khusus


Jumat, 03 Juli 2020 / 21:57 WIB
Ada 45% pelaku usaha muda aktif jualan di e-commerce, Menkop: Perlu laman khusus


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peningkatan pemanfaatan digital menjadi salah satu langkah percepatan ekonomi yang dapat membawa angin segar bagi para pelaku UMKM di Indonesia.

Peningkatan tren ini juga ditunjukkan dari hasil riset yang dilakukan oleh Sea Insights unit kerja SEA yang berfokus pada penelitian dan kebijakan publik serta perkembangan ekonomi digital di Asia Tenggara dan Taiwan.

Sea Insights melakukan survei kepada 20.000 anak muda usia 16-35 tahun, 2.200 di antaranya adalah pelaku usaha serta dilakukan melalui platform Garena dan Shopee selama periode Juni 2020, selaku anak perusahaan dari Sea.

Baca Juga: Duh, anggaran PEN untuk koperasi dan UKM baru terserap Rp 250,16 miliar

Dari hasil survei didapatkan UMKM mengubah strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan. Di mana 45% pelaku usaha muda berjualan lebih aktif di platform e-commerce. Kemudian 1 dari 5 pelaku usaha adalah pengguna baru e-commerce.

Pelaku usaha ini meliputi industri rumahan dan student entrepreneur yang membantu ekonomi keluarga, dalam sektor retail, pertanian maupun kesehatan.

Adapun tren peningkatan pemanfaatan digital akan terus berlanjut setelah pandemi Covid-19. Sekitar 70% pelaku usaha mengakui bahwa mereka akan terus memanfaatkan media digital melalui e-commerce baik berjualan dan berbelanja, serta media sosial. Oleh karenanya, transformasi digital menjadi suatu kebutuhan untuk mengembangkan usaha.

Tak hanya itu dari survei juga didapatkan bahwa UMKM mengubah strategi produksi dan jenis barang untuk memenuhi permintaan pasar yang dinamis, seperti produksi masker dan hand sanitizer.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menuturkan bahwa perlu adanya upaya lebih lagi untuk edukasi pelaku UMKM untuk mulai go digital. Hal tersebut lantaran masih banyak UMKM yang ragu dan takut kalah bersaing dengan brand besar dalam berjualan online.

Dari kemampuan produksi sendiri, UMKM memang tidak dapat menyamai dengan brand-brand besar yang sudah memiliki teknologi produksi dan manajemen modern.

Melihat itu maka Teten menyebut pihaknya berencana membuat rumah produksi bersama, di mana akan membantu UMKM untuk meningkatkan daya saing.

Baca Juga: Supaya naik kelas, Menkop sebut UMKM bisa gabung Dapur Bersama

"Saya berharap betul dari e-commerce di SEA Grup agar ada laman khusus buat UMKM. UMKM ini ingin dilindungi, maka saya harap bisa ada laman khusus, nanti mereka akan seneng sekali," jelas Teten saat acara hasil studi oleh Sea Insights secara virtual pada Kamis (2/7).

Pandu P Sjahrir, Presiden Komisaris Sea Group mengatakan pihaknya berharap melalui survei tersebut dapat membantu memberi gambaran jelas dan mempercepat langkah transformasi digital yang signifikan dan berkelanjutan bagi UMKM di Indonesia.

Pandu juga menambahkan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ke depan adalah layanan internet yang lebih terjangkau, peningkatan literasi digital secara inklusif, akses pinjaman modal yang mudah, serta menambah keterampilan baru bagi bisnis terdampak.

"Bantuan pemerintah dan pinjaman online bagi pelaku usaha jadi lebih penting untuk hadapi tantangan cash flow. Data ILO 65% UMKM Indonesia harus kurangi operasinya, dan 4 dari 5 usaha harus menutup bisnisnya," kata Pandu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×