Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Industri otomotif nasional semakin menggeliat, salah satunya diperlihatkan dengan kinerja ekspor yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dimungkinkan terjadi karena Indonesia sudah menjadi salah satu basis produksi otomotif global, berdampingan bersama Thailand di kawasan Asia Tenggara.
Budi Darmadi, Dirjen Industri Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian mengatakan, infrastruktur menjadi faktor utama yang bisa mendongkrak kinerja ekspor mobil dari Indonesia. Jika dibandingkan Thailand, jelas Budi, kinerja ekspor Indonesia masih terbilang baik, tetapi bisa lebih ditingkatkan lagi.
"Coba buatkan pelabuhan di Cilamaya, maka ekspor akan saya tambah. Saya bisa genjot sampai 500.000 unit ekspor kalau ada pelabuhan baru," beber Budi di Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (18/9).
Waktu tempuh
Menurut Budi, arus distribusi dari pusat pabrik otomotif di Bangkok menuju pelabuhan Laem Chabang, Pattaya, tersedia jalan tol khusus berjarak 90 km dengan total enam jalur. Hanya membutuhkan waktu etmpuh setengah jam sudah sampai ke pelabuhan. Sementara di Indonesia, dari Karawang menuju Tanjung Priok setidaknya 4 jam perjalanan.
"Kalau di Thailand, sehari bisa empat kali bolak-balik pabrik ke pelabuhan, sementara di Indonesia paling bagus 1,5 kali saja. Makanya, meskipun kondisi kita seperti ini, kinerja ekspor mobil kita sudah baik sebenarnya, tetapi bisa lebih baik lagi," beber Budi.
Mengacu data Gaikindo, ekspor mobil dalam kondisi utuh (CBU) pada 2013 tercatat 170.958 unit. Sedangkan dalam delapan bulan pertama tahun ini, pengiriman mobil ke luar Indonesia sudah mencapai 126.935 unit. "Proyeksi kami sampai akhir tahun, ekspor akan menembus 200.000 unit tahun ini," tukas Sudirman Maman Rusdi, Ketua Umum Gaikindo.
Surplus
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, tahun ini kinerja ekspor otomotif nasional akan surplus dengan nilai US$ 4,5 miliar. Sementara, jumlah impor mobil yang masuk ke Indonesia, hanya US$ 2 miliar saja.
"Jadi, tahun ini kita akan surplus US$ 2,5 miliar. Tetapi tren ke depan, industri otomotif akan tumbuh lebih besar lagi dari US$ 4,5 miliar menjadi US$ 11 miliar dalam lima tahun mendatang," beber Lutfi. (Agung Kurniawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News