Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Hari ini Kamis (18/9), Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) yang ke 22 resmi dibuka. Menteri Perdagangan M Lutfi dalam pidatonya berharap pameran ini menjadi ajang kelas dunia dalam 10 tahun mendatang.
Menurut Lutfi, pada tahun 2009 penjualan otomotif di Indonesia mengalami penurunan yang tajam hingga konsumsinya hanya mencapai 480.000 saja. Krisis moneter membuat banyak pabrikan menghentikan ekspansi di sektor ini. "Sebagai kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada waktu itu, saya sangat terpukul," katanya, Kamis (18/9).
Menurutnya, sektor otomotif sangat penting karena menghasilkan nilai tambah yang besar. Apalagi Indonesia dengan demografi yang besar sangat bagus untuk investasi teknologi seperti otomotif.
Dengan perjuangan yang dilakukan, dia mengklaim telah berhasil membawa investasi otomotif kembali ke Indonesia. Bahkan menurutnya, dalam beberapa tahun ke depan kapasitas produksi Daihatsu akan mencapai 2 kali lipat dibanding di negara asalnya, Jepang. "Mitsubishi juga akan menginvestasikan US$ 1 miliar di Indonesia," katanya.
Dia mengatakan, saat ini kepemilikan per kapita mobil di Indonesia juga masih rendah, jika dibandingkan negara Jepang atau juga Thailand. Di Jepang sendiri kepemilikan mobil mencapai 580 mobil per 1.000 orang.
Dengan kondisi itu pasar otomotif di Indonesia, menurut Lutfi, masih besar. Dia bilang jika konsumsi kendaraan roda empat Indonesia sama seperti Thailand, maka kemacetan di Indonesia akan mencapai empat kali lebih parah dibanding saat ini. "Artinya macet di Jakarta, Bandung dan kota besar akan lebih parah empat kali lipat dibanding Thailand," katanya.
Atas kemacetan itu, Lutfi berterimakasih. "Terimakasih Toyota, Daihatsu, Suzuki dan lain-lain, Anda bikin macet Jakarta," katanya berseloroh.
Agar kemacetan tidak semakin parah, maka dia berharap produksi kendaraan roda empat yang hasilkan dijual ke luar negeri alias ekspor.
Lutfi juga menyarankan, agar produksi mobil tidak terkonsentrasi di Jakarta. Dengan produksi lebih dari 2 juta per unit, maka dia menyarankan pabriknya dipindah ke luar Jabodetabek. Sedangkan untuk produksi di atas 3 juta unit per tahun harus dipindah ke luar Pulau Jawa.
Seperti diketahui, dalam IIMS 2014 tercatat ada 29 merek mobil penumpang dan tujuh mobil niaga yang ambil bagian. Selain itu ada juga industri pendukung lain, seperti komponen dan aksesoris dengan total perusahaan mencapai 286 perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News