kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada hilirisasi tambang, Jokowi: Dalam tiga tahun bisa atasi defisit neraca dagang


Rabu, 20 November 2019 / 22:01 WIB
Ada hilirisasi tambang, Jokowi: Dalam tiga tahun bisa atasi defisit neraca dagang
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (kanan) menerima penghargaan Indonesian Mining Association (IMA) Award 2019 dari Ketua Indonesian Mining Association (IMA) Ido Hutabarat di Jakarta, Rabu (20/11/2019). Penghargaan Tertinggi di Bidang Pertambangan diberikan kepada Pres


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti hilirisasi pertambangan yang menurutnya mendesak untuk dilakukan. Pesan itu disampaikan Jokowi dalam sambutan di acara Indonesia Mining Association (IMA) Award 2019, Rabu (20/11).

Jokowi mengatakan, saat ini Indoensia masih sangat tergantung pada ekspor komoditas mentah dari pertambangan mineral dan batubara (minerba). Namun di sisi lain, Indonesia tak kunjung bisa mengatasi defisit neraca dagang dan defisit transaksi berjalan.

Padahal, kata Jokowi, komoditas pertambangan bisa menghasilkan nilai tambah jika tak diekspor dalam bentuk mentah. Melainkan diolah terlebih dulu di dalam negeri dengan skema hilirisasi.

Baca Juga: Jokowi: Dunia menuju pada energi ramah lingkungan

Menurut Jokowi, jika hilirisasi di sektor pertambangan minerba bisa berjalan, maka Indonesia bisa keluar dari persoalan defisit transksi berjalan dan neraca perdagangan hanya dalam waktu tiga tahun.

"Current account defisit (CAD) dan defisit neraca dagang sudah bertahun-tahun tak bisa kita selesaikan. Kalau menuju hilirisasi dan industrialisasi problem defisit itu bisa selesai hanya dalam waktu tiga tahun," kata Jokowi.

Oleh sebab itu, Jokowi mendesak para pelaku usaha pertambangan minerba untuk serius melakukan hilirisasi. Baik itu dengan pengolahan barang setengah jadi, maupun barang jadi untuk membuat rantai industri.

Baca Juga: Emiten kontraktor tambang tetap optimistis di tengah lesunya harga batubara

"Sebab itu saya ajak pentingnya hilirisasi. Kita semuanya harus bersiap diri menuju ke sana," sambung Jokowi.

Jokowi menerangkan, komoditas pertambangan andalan Indonesia potensial untuk menyokong hilirisasi. Mulai dari nikel, timah, tembaga, kobalt, hingga batubara.

Untuk nikel dan kobalt, misalnya, Jokowi mengatakan kedua komoditas itu merupakan kunci bagi pengembangan kendaraan listrik. Sebab, nikel dan kobalt merupakan bahan baku yang diperlukan untuk membuat baterai lithium.

Untuk itu, Jokowi menekankan agar kedua komoditas itu tidak diekspor dalam bentuk mentah. "Sangat keliru sekali kalau barang ini kita ekspor. Sehingga desain strategi besar bisnis negara dalam jangka ke depan kita ingin bangun mobil listrik bisa kita capai," ungkap Jokowi.

Sedangkan untuk batubara, Jokowi mennyampaikan bahwa hilirisasi emas hitam ini bisa menghasilkan sejumlah komoditas energi yang sampai saat ini masih diimpor, yakni LPG dan petrokimia. "Jadi ngapain kita impor LPG, impor petrokimia yang besar. Begitu ini muncul, hilang itu defisit CAD kita, enggak akan lebih dari 3 tahun," imbuhnya.

Baca Juga: MIND ID: Negosiasi divestasi PT Vale masih berlangsung

Dengan begitu, kata Jokowi, Indonesia pun tak perlu lagi merasa cemas terhadap tekanan perekonomian maupun nilai tukar rupiah. "Kalau defisit CAD dan neraca dagang selesai, ya kita enggak akan ketakutan mengenai rupiah versus dolar atau rupiah dengan mata uang lain. Kan aman kita," terang Jokowi.

Apabila ada kendala yang ditemui dalam melakukan hilirisasi, Jokowi pun bahkan mengajak perusahaan untuk berdiskusi. Termasuk untuk urusan pendanaan, Jokowi berjanji akan mencarikan solusi jika hal itu menjadi kendala.

"Kalau ada masalah yang berkaitan dengan pendanaan mari kita bicara. Saya bisa carikan solusi kalau diperlukan. Saya sampaikan, bahwa bapak ibu (pengusaha tambang) semuanya orang kaya jadi urusan pendanaan mestinya tidak ada masalah. Namun kalau ada masalah, mari berbicara, di Istana mari saya undang," tandas Jokowi.

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) gugat pemerintah ke PTUN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×