kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ADA: Investasi Data dan Teknologi Akan Sangat Krusial di 2022


Kamis, 13 Januari 2022 / 06:05 WIB
ADA: Investasi Data dan Teknologi Akan Sangat Krusial di 2022


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pemasaran digital di Indonesia ADA memprediksi, investasi pada data dan teknologi akan menjadi sangat krusial di tahun 2022. Hal itu terjadi karena pelaku bisnis perlu menambah anggaran pemasarannya untuk bersaing di pasar yang lebih kompleks.

Tren ini akan terus berkembang cepat karena pasar Indonesia tengah melalui proses pemulihan dan ekonomi digital di Tanah Air semakin inklusif. Bisnis yang baru-baru ini memasuki ranah digital akan menghadapi tantangan karena harus keluar dari pedoman pemasaran tradisional.

Bisnis-bisnis ini juga akan menghadapi kesulitan untuk menonjol pada marketplace yang semakin ramai dan terfragmentasi. Untuk itu, pelaku bisnis membutuhkan solusi untuk strategi pemasaran digital yang efektif.

Managing Director ADA Indonesia Suraj Sivaprasad mengatakan, apabila pelaku bisnis merancang dan mengimplementasikan pemasaran digital efektif pada tahun 2022, maka brand mereka akan berada di tempat yang lebih kuat pada tahun 2023 dan 2024. Terlebih lagi, saat itu, dunia digital akan jauh lebih berkembang dan kompleks.

Baca Juga: Bank Genjot Transaksi Keuangan Melalui EDC

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang cara menyusun strategi pemasaran di tahun 2022, ada beberapa elemen kunci yang perlu diperhatikan. Pertama, menciptakan dan mengeksekusi digital blueprint yang mampu mendorong proses end-to-end data dan tingkat kematangan digital.

Kedua, melakukan investasi pada Kecerdasan Buatan alias Artificial Intelligence (AI) serta mulai mencoba berbagai macam perangkat untuk keuntungan aktivitas pemasaran. Ketiga, bersiap untuk memasuki ranah baru dalam pemasaran digital.

Menurut Suraj, memahami konteks seputar pemasaran digital akan menjadi dasar yang baik untuk mengokohkan bisnis di dunia digital. Pasalnya, dunia digital ke depannya akan semakin kompetitif.

Pelaku bisnis akan meningkatkan pengeluarannya untuk pemasaran yang berdampak pada biaya akuisisi dan retensi konsumen yang lebih tinggi. Hal tersebut membuat bisnis harus fokus pada kinerja untuk mendorong return on investment (ROI).

Baca Juga: Ini Gaji dan Bonus CEO Perusahaan Teknologi, Bos Apple Bawa Pulang Rp 1,4 Triliun

Untuk itu, menurut Suraj, pelaku bisnis harus menyadari adanya solusi teknologi yang dapat mengoptimalkan upaya pemasaran di berbagai industri. Dengan peningkatan tahunan lebih dari 13%, ada sekitar 8.000 solusi pemasaran yang dapat diakses di pasar global pada tahun 2020, dengan solusi data menjadi salah satu aspek yang berkembang pesat.

Lebih lanjut, solusi bisnis berbasis data berkembang pesat seiring dengan semakin banyaknya data yang tersedia. Sejalan dengan itu, pelaku bisnis memerlukan lebih banyak teknologi yang mampu memberikan wawasan serta petunjuk dari kumpulan data tersebut.

"Kemudian, kita dapat menggunakan data tersebut untuk seluruh media, materi marketing, dan interaksi konsumen,” ungkap Suraj dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/1).

Suraj menambahkan, pengelolaan alur kerja pemasaran yang komprehensif dan terotomatisasi pada beberapa bagian pemasaran juga menjadi area penting lainnya yang perlu diperhatikan. Ini adalah solusi yang harus dipertimbangkan di tahun mendatang.

Baca Juga: Kian Mesra Gaet Pinjol dan E-commerce, Bank Harus Perhatikan Perlindungan Data

Berdasarkan laporan “Roaring 20s: The SEA Digital Decade” dari Google, Temasek, dan Bain, Indonesia setidaknya memiliki 21 juta konsumen digital baru sejak awal pandemi (hingga paruh pertama 2021). Sebesar 99% konsumen berniat untuk terus memakai platform digital.

Konsumen Indonesia juga merupakan pengguna internet yang aktif sehingga sektor ekonomi digital Indonesia secara keseluruhan diperkirakan akan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) sebesar US$ 70 miliar pada tahun 2021. Angka tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 49% dan diprediksi meningkat dua kali lipat menjadi US$ 146 miliar di tahun 2025.

Laporan tersebut juga menyatakan bahwa banyak bisnis yang menggunakan perangkat digital untuk berkomunikasi secara lebih baik dengan konsumen. Kemudian sebanyak 69% berencana untuk meningkatkan penggunaan perangkat pemasaran digital dalam lima tahun ke depan.

Baca Juga: Ini Saran Pengamat Terkait Rencana Penerbitan POJK Tentang Ukuran Bank Digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×