kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada masalah di negara pemasok, Bulog ajukan perpanjangan impor beras hingga September


Kamis, 16 Agustus 2018 / 17:46 WIB
Ada masalah di negara pemasok, Bulog ajukan perpanjangan impor beras hingga September
ILUSTRASI. Impor beras


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyatakan Perum Bulog tengah mengajukan perpanjangan impor untuk beras tahap tiga. Perpanjangan impor diajukan hingga September tahun ini.

Oke membeberkan, impor beras tahap tiga ini sebanyak satu juta ton. Sementara, sebelumnya impor tahap satu sebesar 500.000 ton, dan tahap dua sebesar 500.000 ton. “Ini bukan penambahan impor, ini impor tahap tiga,” ujar Oke saat dihubungi, Kamis (16/8).

Menurut Oke, persetujuan impor tahap tiga ini ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas). Melalui keputusan Rakortas ini, Bulog ditugaskan untuk mengimpor beras. 

Oke mengatakan, semua kementerian terkait yakni Kementerian Pertanian mengetahui impor beras tahap tiga ini.

Impor beras sebanyak 2 juta ton ini dilakukan untuk menstabilkan harga serta untuk menjaga cadangan beras pemerintah.

Seharusnya, batas impor beras ini hingga akhir Agustus. Menurut Oke, permohonan perpanjangan impor beras hingga September ini dilakukan lantaran ada permasalahan di negara pemasok. “Setahu saya karena ada masalah di negara pemasok. Lebih baik tanya ke Bulog,” tandas Oke.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sejak Januari hingga Juli 2018, realisasi impor beras Bulog sudah mencapai 1,18 juta ton dengan nilai US$ 552,87 juta.

Hingga berita ini diturunkan, Kontan.co.id belum mendapatkan konfirmasi dari Perum Bulog dan Kementerian Pertanian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×