Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari
Mengutip laporan keuangan perusahaan, hingga kuartal III 2020 PRDA mengantongi laba tahun berjalan hingga Rp 122,28 miliar. Realisasi ini naik 1,08% secara tahunan (yoy) dari sebelumnya Rp 120,97 miliar.
Penguatan laba bersih terjadi di tengah pendapatan bersih PRDA yang cenderung tertekan. Sejak Januari hingga September 2020, PRDA mengantongi pendapatan bersih Rp 1,2 triliun. Jumlah ini turun tipis 2,97% yoy dari sebelumnya Rp 1,24 triliun.
Di lihat dari jenis pelanggannya, pendapatan dari referensi pihak ketiga mengalami peningkatan 14,70% yoy menjadi Rp 303,32 miliar. Akan tetapi, peningkatan ini tidak bisa mengimbangi penurunan yang dikontribusikan dari tiga jenis pelanggan lainnya.
Baca Juga: Terdampak Covid-19, Prodia (PRDA) catat rugi Rp 12,1 miliar pada semester I-2020
Pelanggan individu PRDA tertekan 8,23% yoy menjadi Rp 376,09 miliar. Ada juga pelanggan referensi dokter yang tertekan 4,35% yoy menjadi Rp 376,96 miliar. Klien korporasi juga terkikis 14,54% yoy menjadi Rp 145,72 miliar.
Sementara dilihat dari jenis pendapatannya, pendapatan laboratorium masih menopang dengan kontribusinya mencapai Rp 1,11 triliun. Jumlah ini menurun tipis 0,68% yoy. Penurunan juga diikuti segmen non-laboratorium hingga 32,14% yoy menjadi Rp 92,19 miliar.
Adapun pendapatan dari segmen klinik naik signifikan menjadi Rp 19,25 miliar dari sebelumnya hanya Rp 2,22 miliar saja. Menguatnya bottom line PRDA tidak terlepas dari beban usaha PRDA yang mengalami penurunan hingga 13,13% yoy menjadi Rp 533,54 miliar dari sebelumnya Rp 614,18 miliar.
Selanjutnya: Simak rekomendasi analis untuk Prodia Widyahusada (PRDA) dan Itama Ranoraya (IRRA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News