kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada pandemi, segmen pemeriksaan Covid-19 sumbang 17% dari total revenue Prodia (PRDA)


Senin, 16 November 2020 / 20:16 WIB
Ada pandemi, segmen pemeriksaan Covid-19 sumbang 17% dari total revenue Prodia (PRDA)
ILUSTRASI. Pemeriksaan PCR di Prodia


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona (Covid-19) memberikan celah bagi PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) untuk memperbaiki kinerja. Bahkan perusahaan ini mencatat pendapatan dari segmen pemeriksaan Covid-19 menyumbang sebesar 16% hingga 17% kepada total pendapatan perusahaan di kuartal III-2020.

Direktur Utama PRDA Dewi Muliaty menambahkan, pendapatan dari tes PCR yang dilakukan perusahaan pun turut berkontribusi dengan menyumbang 10% terhadap total revenue perusahaan.

"Sampai akhir tahun, kami menargetkan lini tes kesehatan dan pemeriksaan Covid-19, kontribusinya bisa meningkat 20%. Kami optimis bisa mencapainya dengan giat mengkomunikasikan pemeriksaan kesehatan pada pelanggan, baik individu maupun klien korporat, untuk melakukan tes Covid-19 secara berkala," jelasnya pada paparan publik yang berlangsung secara digital, Senin (16/11).

Baca Juga: Prodia Widyahusada (PRDA) terus perbesar kapasitas pemeriksaan Covid-19

Tak hanya itu, selain meningkatkan pelayanan melalui kanal digital, pihaknya juga aktif menyediakan paket layanan kesehatan, hingga pemeriksaan ke rumah guna (home service) hingga mobil (car service) meningkatkan revenue dari sisi kunjungan pribadi.

Indriyati Rafi Sukmawati, Business and Marketing Director PRDA menambahkan, segmen pemeriksaan kesehatan non-Covid-19 tercatat menurun 19% sampai kuartal III 2020.

Karena itu, di bilan ini hingga akhir 2020, perusahaan akan terus gencar menjalankan program general check-up kepada klien korporasi dan pelanggan lainnya guna mendongkrak revenue kunjungan.

"Visit non Covid-19 sangat menurun sehingga revenue dari segmen tersebut juga menurun. Maka dari itu, kami gencarkan di pelayanan digital dan pelayanan home service. Dengan komunikasi serta fasilitas pelayanan yang baik, kami bisa kembalikan angka visit dan revenue visit dari segmen non Covid-19" sambungnya.

Sementara itu, Dewi melanjutkan, permintaan pemeriksaan kesehatan yang berhubungan dengan Covid-19, masih terus ada hingga akhir tahun 2020.

Melalui proyeksi tersebut, PRDA juga menyediakan peralatan pemeriksaan yang lebih baik kepada pelanggannya.

"Komunikasi yang dijalankan untuk pelayanan kesehatan ini mulai direspon. Kami harap segmen ini bisa menopang juga sampai 20% di kuartal IV 2020. Sehingga dari sisi margin kami bisa tumbuh di low double digit," ujarnya.

Mengutip laporan keuangan perusahaan, hingga kuartal III 2020 PRDA mengantongi laba tahun berjalan hingga Rp 122,28 miliar. Realisasi ini naik 1,08% secara tahunan (yoy) dari sebelumnya Rp 120,97 miliar. 

Penguatan laba bersih terjadi di tengah pendapatan bersih PRDA yang cenderung tertekan. Sejak Januari hingga September 2020, PRDA mengantongi pendapatan bersih Rp 1,2 triliun. Jumlah ini turun tipis 2,97% yoy dari sebelumnya Rp 1,24 triliun. 

Di lihat dari jenis pelanggannya, pendapatan dari referensi pihak ketiga mengalami peningkatan 14,70% yoy menjadi Rp 303,32 miliar. Akan tetapi, peningkatan ini tidak bisa mengimbangi penurunan yang dikontribusikan dari tiga jenis pelanggan lainnya. 

Baca Juga: Terdampak Covid-19, Prodia (PRDA) catat rugi Rp 12,1 miliar pada semester I-2020

Pelanggan individu PRDA tertekan 8,23% yoy menjadi Rp 376,09 miliar.  Ada juga pelanggan referensi dokter yang tertekan 4,35% yoy menjadi Rp 376,96 miliar. Klien korporasi juga terkikis 14,54% yoy menjadi Rp 145,72 miliar.  

Sementara dilihat dari jenis pendapatannya, pendapatan laboratorium masih menopang dengan kontribusinya mencapai Rp 1,11 triliun. Jumlah ini menurun tipis 0,68% yoy. Penurunan juga diikuti segmen non-laboratorium hingga 32,14% yoy menjadi Rp 92,19 miliar. 

Adapun pendapatan dari segmen klinik naik signifikan menjadi Rp 19,25 miliar dari sebelumnya hanya Rp 2,22 miliar saja.  Menguatnya bottom line PRDA tidak terlepas dari beban usaha PRDA yang mengalami penurunan hingga 13,13% yoy menjadi Rp 533,54 miliar dari sebelumnya Rp 614,18 miliar. 

Selanjutnya: Simak rekomendasi analis untuk Prodia Widyahusada (PRDA) dan Itama Ranoraya (IRRA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×