kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.991.000   -25.000   -1,24%
  • USD/IDR 16.870   -10,00   -0,06%
  • IDX 6.634   96,11   1,47%
  • KOMPAS100 956   17,31   1,84%
  • LQ45 745   14,47   1,98%
  • ISSI 210   1,42   0,68%
  • IDX30 387   9,07   2,40%
  • IDXHIDIV20 467   9,05   1,98%
  • IDX80 108   1,86   1,75%
  • IDXV30 114   1,02   0,91%
  • IDXQ30 127   3,44   2,78%

Ada Proyek 3 Juta Rumah, Steel Pipe Industry (ISSP) Bidik Pertumbuhan 10%--20%


Kamis, 30 Januari 2025 / 14:55 WIB
Ada Proyek 3 Juta Rumah, Steel Pipe Industry (ISSP) Bidik Pertumbuhan 10%--20%
ILUSTRASI. PT Steel Pipe Industry Indonesia Tbk (ISSP) optimis terhadap prospek bisnis baja di dalam negeri pada 2025. Secara konservatif, perseroan menargetkan dapat mencatatkan pertumbuhan volume penjualan dan laba sekitar 10%—20%.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry Indonesia Tbk (ISSP) optimis terhadap prospek bisnis baja di dalam negeri pada 2025. Secara konservatif, perseroan menargetkan dapat mencatatkan pertumbuhan volume penjualan dan laba sekitar 10%—20%.

Corporate Secretary and Investor Relation ISSP Johannes Edward mengatakan, prospek industri baja tahun ini akan dipengaruhi oleh dinamika kondisi geopolitik maupun ekonomi global dan nasional. Suku bunga acuan yang mulai memasuki tren menurun tentu dapat menjadi katalis positif bagi kelangsungan bisnis ISSP.

Baca Juga: Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP) Maksimalkan Penjualan di Sisa 2024

Dari sisi global, China masih menghadapi masalah kelebihan pasokan baja, sehingga mereka berpotensi kembali menggencarkan ekspor ke berbagai negara lain, termasuk Indonesia. Risikonya, Indonesia bisa dibanjiri produk baja impor dari China.

“Hal ini juga bisa memengaruhi dinamika harga baja global,” tutur dia, Rabu (29/1).

Indonesia sendiri berada di posisi 14 sebagai produsen baja dengan kapasitas produksi sekitar 17 juta ton per tahun. Hal ini jadi modal berharga bagi produsen untuk memenuhi kebutuhan baja di dalam negeri.

Baca Juga: Harga Baja Masih Loyo, Begini Prospek Kinerja Emitennya di Tahun 2025

Bagi ISSP, permintaan baja pipa banyak yang berasal dari sektor infrastruktur, pertambangan, dan energi. Selain itu, keberadaan proyek tiga juta rumah juga akan berdampak pada permintaan baja ISSP untuk pembuatan pagar, plafon, kanopi, hingga sambungan gas.

ISSP juga melirik penjualan baja ke sektor kendaraan listrik. Saat ini, perusahaan tersebut telah masuk ke segmen tersebut dengan menjual produk baja ke pabrikan kendaraan listrik non-China.

“Kendaraan listrik China masih banyak yang berbentuk CBU (completely built up), mudah-mudahan dalam waktu dekat dapat dilakukan produksi lokal dengan mengedepankan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri),” pungkas dia.

Selanjutnya: Duel HP 2 Jutaan Terbaru: Cek Spesifikasi Realme C75 dan Samsung Galaxy A16

Menarik Dibaca: 9 Tips Menurunkan Gula Darah Tinggi secara Alami saat Hamil

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×