kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,74   -8,61   -0.92%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Zenius dibalik viralnya soal di baliho hingga bungkus gorengan


Selasa, 06 Juli 2021 / 09:55 WIB
Ada Zenius dibalik viralnya soal di baliho hingga bungkus gorengan
ILUSTRASI. Chief Executive Officer Zenius Educational Rohan Monga saat pengumuman pendanaan Zenius di Jakarta.


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu pendidikan platform tanah air, Zenius, menjadi sosok di balik pertanyaan-pertanyaan pengetahuan umum yang muncul di baliho, videotron, hingga tempat-tempat tak terduga seperti papan belakang truk, bungkus gorengan, hingga gelas plastik di warung. Hal tersebut pun ramai dibicarakan netizen Twitter beberapa hari terakhir.

Kuis teka-teki itu juga menampilkan kode QR yang dapat dipindai. Ini sebagai bentuk dari eksperimen sosial yang dilakukan Zenius.

Pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada platform-platform tersebut cukup sederhana. Misalnya, ada yang bertanya kata “WiFi” dibaca seperti ‘WayFi’ atau ‘WayFay’. Begitu juga dengan bidang matematika, ada nasi bungkus yang bertanya berapa akar dari empat.

Kampanye bertagar #MulaiDariManaAja bahkan sempat bertengger di daftar trending topic Twitter Indonesia minggu lalu dan mengundang beragam reaksi netizen.

Ada yang penasaran tentang siapa di balik kode QR ini. Ada juga yang berdebat tentang beberapa pertanyaan yang ditemukan, misalnya apa kepanjangan dari ‘Kepo’ atau 'CMIIW'.

Baca Juga: Zenius luncurkan fitur khusus untuk tingkatkan keterampilan fundamental

CEO Zenius Rohan Monga mengatakan, walau sederhana, namun ada sejumlah partisipan yang belum tepat menjawabnya.

"Kami berharap pertanyaan-pertanyaan seperti ini akan memantik rasa keingintahuan serta mendorong pembaca untuk saling berdiskusi satu sama lain sembari melatih pemikiran kritis merek," jelas Rohan dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Senin (5/7).

Selain untuk memantik keingintahuan, eksperimen sosial tersebut bertujuan untuk menangkap gambaran kemampuan dasar masyarakat Indonesia di tiga bidang keterampilan fundamental, yakni matematika, logika verbal, dan Bahasa Inggris. Sebab, tingkat literasi masyarakat Indonesia masih rendah.

Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2019, Indonesia menempati ranking ke-62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi. Sebanyak 70% dari anak-anak Indonesia pun berada di bawah level kompetensi minimum dalam membaca, 71% dalam matematika, dan 60% dalam sains.

Sejak 14 Juni lalu, eksperimen sosial yang Zenius lakukan menghasilkan lebih dari 100.000 total vote atau jawaban partisipan yang tersebar mulai dari Sumatera hingga Sulawesi.

Baca Juga: Begini strategi Tokopedia rangkul milenial dan Gen Z

Dari total jawaban tersebut, sebanyak 73% (73.893) menjawab benar dan 27% (27.817) masih memberikan jawaban yang salah pada puluhan pertanyaan yang bersifat fundamental di website https://mulaidarimanaaja.com/. Hal ini menunjukkan learning gap merupakan masalah nyata yang ada di masyarakat, dan hal tersebut harus diperbaiki.

“Kami percaya, keterampilan fundamental menjadi kunci utama agar orang-orang dapat berpikir secara kritis dan rasional. Hal ini menjadi esensial untuk dimiliki setiap orang, agar tidak mudah terjebak hoax maupun terperangkap dalam kesesatan berpikir,” tambah Rohan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×