Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog akan mengimpor daging kerbau 100.000 ton tahun ini. Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) sebagai salah satu mitra Bulog pun akan kembali aktif dalam mendistribusikan daging kerbau impor.
Ketua Umum ADDI Ahmad Hadi mengatakan, sampai saat ini ADDI masih terus mendistribusikan daging kerbau Bulog. Menurut Ahmad, ADDI pun tidak pernah mematok target besaran daging yang akan mereka distribusikan setiap tahun.
ADDI hanya menjual daging kerbau impor tergantung permintaan konsumen. "Normalnya kebutuhan anggota ADDI sebesar 4.000 ton-5.000 ton per bulan. Tergatung permintaan pasar. Ada saat-saat permintaan meningkat, seperti saat puasa dan lebaran. Peningkatannya bisa sampai 150%," kata Ahmad kepad Kontan.co.id, Minggu (25/2).
Ahmad memperkirakan, tahun ini ADDI pun akan mampu mendistribusikan 4.000 ton-5.000 ton daging kerbau Bulog setiap bulannya. Dia khawatir, permintaan daging tidak bisa meningkat karena adanya kenaikan harga jual dari Bulog.
Menurut Ahmad, terdapat kendala yang dihadapi saat menjual daging kerbau Bulog ini. Salah satunya Bulog yang beberapa kali menaikkan harga jual daging kerbau. Dia menambahkan, harga jual ini memiliki peran paling besar dalam mendistibusikan daging kerbau Bulog ke pasaran.
"Kalau harga jual dari Bulog naik, harga eceran akan ikut naik juga. Ujung-ujungnya karena harga lebih tinggi dari ekspektasi konsumen, permintaan akan terkoreksi," kata Ahmad.
Meski begitu, Ahmad mengatakan, sampai saat ini batas atas harga daging beku tetap Rp 80.000 per kg. Namun, dia khawatir apabila Bulog sebagai satu-satunya pemasok daging kerbau bisa menaikkan harga jualnya, suatu saat harga acuan tertinggi tersebut bisa terlewati.
Kendala lainnya adalahi tidak semua konsumen mau membeli daging kerbau sebagai alternatif daging sapi. Menurut Ahmad, secara umum, konsumen lebih suka daging sapi segar dari pemotongan sapi lokal.
Menurut Ahmad, daging kerbau beku diposisikan sebagai alternatif pengganti daging sapi yang lebih mahal. Khususnya konsumen yang membutuhkan daging untuk kebutuhan rutin seperti rumah makan dan industri serta untuk konsumen rumah tangga yang membutuhkan daging dengan harga lebih terjangkau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News