kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

ADDI dukung kebijakan impor daging kerbau


Selasa, 12 Desember 2017 / 20:39 WIB
ADDI dukung kebijakan impor daging kerbau


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Perum Bulog telah mengimpor daging kerbau beku asal India. Ahmad Hadi, Ketua Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) berpendapat, kebijakan pemerintah untuk membuka impor tersebut terbukti membantu menstabilkan harga daging di pasar.

"Salah satu kunci dalam stabilisasi harga daging adalah ketersediaan stok yang cukup dan pasokan yang lancar, terutama saat permintaan meningkat, seperti Lebaran dan Natal atau Tahun baru," kelas Ahmad kepada Kontan.co.id, Selasa (12/12).

Dia bilang, dengan menjaga stok tersebut nantinya tidak akan terjadi kelangkaan barang yang bisa dimanfaatkan spekulan untuk menaikkan harga.

Ahmad melanjutkan, sampai saat ini, stok daging kerbau beku tersedia cukup besar di gudang Bulog serta gudang-gudang milik distributor.

Tak hanya itu, menurutnya pasokan daging kerbau beku pun tetap lancar. Menurutnya, ini merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga stabilitas harga daging.

"Idealnya, daging kerbau beku dipasarkan di daerah yang kekurangan pasokan daging lokal, seperti di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, serta daerah-daerah lain yang populasi ternak sapi dan kerbaunya terbatas," terang Ahmad.

Sesuai dengan peraturan pemerintah, Harga Eceran Tertinggi untuk daging beku adalah sebesar Rp 80.000 per kg. Dia pun menyebutkan harga beli distributor anggota ADDI sesuai dengan kebijakan harga yang ditetapkan oleh Bulog.

Ahmad mengakui, harga daging sapi segar masih berada di kisaran Rp 100.000 per kg. Namun, menurutnya, daging beku merupakan alternatif untuk konsumen yang memerlukan daging dengan harga terjangkau sehingga tidak semua pengguna berebut membeli daging segar.

Dengan begitu, semua kebutuhan atas daging bisa terpenuhi tanpa adanya tekanan harga. "Terbukti pengguna daging untuk Industri pengolahan serta hotel, restoran, dan lainnya banyak yang menggunakan daging beku karena pasokan yang berlimpah, dan harga yang terjangkau," tutur Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×