Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp 14 triliun hingga Juni 2023, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) membidik potensi bisnis konstruksi berbasis lingkungan.
Hal ini disampaikan oleh Corporate Secretary ADHI, Farid Budiyanto. Ia mengungkap keputusan ini akan menjadi ekspansi bisnis lanjutan mengawali Semester-II tahun 2023.
“Selain market konstruksi dari Pemerintah berupa infrastruktur dan gedung yang menjadi tulang punggung kontribusi kontrak baru ADHI, kami juga sedang sasar potensi bisnis konstruksi proyek berbasis lingkungan baik dari sumber dari Pemerintah, BUMN maupun swasta,” kata Farid saat dihubungi Kontan, Senin (17/07/23).
Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) Raih Kontrak Baru Rp 14 Triliun Hingga Semester I-2023
Sebagai informasi, hingga Juni 2023, ADHI mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp14,0 triliun atau tumbuh sebesar 20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp11,7 triliun.
Kontribusi per lini bisnis perolehan kontrak baru hingga Juni 2023 didominasi oleh lini Engineering & Construction sebesar 92%, Properti sebesar 3%, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Sedangkan berdasarkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek Jalan dan Jembatan sebesar 58%, Sumber Daya Air 12%, Gedung 11%, Perkeretaapian 11%, Precast 3%, Properti 3% serta proyek Infrastruktur lainnya.
“Raihan kontrak baru ADHI sampai dengan Juni 2023 tersebut, masih sesuai rencana terhadap target 2023 sebesar Rp27 triliun, atau tumbuh kurang lebih 10% sampai dengan 15% dibanding capaian tahun 2022,” katanya.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), beberapa kontrak baru yang didapatkan ADHI hingga Juni 2023 antara lain Proyek perkeretaapian North-South Commuter Railway CP S-01 di Filipina, Bendungan Cibeet di Jawa Barat, hingga Jalan Tol Akses Patimban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News