kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,30   3,55   0.39%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Adhi Properti jaring pasar apartemen menengah


Kamis, 28 November 2013 / 09:48 WIB
Adhi Properti jaring pasar apartemen menengah
ILUSTRASI. A nearly empty Palisades Center Mall retail center is pictured in West Nyack, New York, U.S., February 3, 2021. REUTERS/Mike Segar


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Markus Sumartomjon

BEKASI. Rencana pembangunan monorel yang menghubungkan Jakarta dengan kota penyangga menjadi peluang bisnis bagi PT Adhi Persada Properti (APP). Saat ini, anak usaha PT Adhi Karya (ADHI)) Tbk ini sedang menggarap superblok Grand Dhika City di lokasi yang akan dilewati monorel Bekasi - Cawang besutan Adhi.

Proyek ini membentang di atas lahan seluas 10 hektare (ha). Adhi Properti sudah mulai mengerjakan fase pertama seluas 2,5 ha yang terdiri dari tiga menara apartemen, hotel bintang tiga, gedung pertemuan, mal dan area komersial. Target fase pertama rampung pada 2015.

Meski belum dilansir resmi, Adhi Properti mengklaim salah satu dari tiga menara apartemen yang dipasarkan di tahap pertama sudah laku 30%. Harga jualnya pun sudah naik di atas 10% dari harga perdana Rp 275 juta per unit.

Nantinya, perusahaan ini juga akan mendirikan apartemen, perkantoran, mal yang lebih besar, serta stasiun monorel di sisa lahan seluas 7,5 ha. Namun proyek baru bisa dimulai setelah 2015.

Ini terkait dengan izin proyek monorel Adhi Karya yang menunggu keputusan Presiden (Keppres). "Berdasarkan informasi yang kami peroleh, bola panas sudah ada di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian," tutur Ipuk Nimpuno, Direktur Utama Adhi Properti saat pemaparan proyek Grand Dhika City, Rabu (27/11).

Grand Dhika diperkirakan bakal menelan investasi tidak kurang dari Rp 5 triliun. Nilai investasi untuk fase pertama saja Rp 1,2 triliun. "Investasi tidak termasuk lahan. Proyek berdiri di atas lahan penyertaan modal negara (PMN) dari pemerintah untuk Adhi Karya sejak tahun 1998," terang Ipuk.

Untuk menyelesaikan proyek ini, Adhi Properti mengandalkan penjualan untuk menutup 40% investasi Grand Dhika. Sisanya dari pinjaman bank dan kas internal.

Soal perlambatan sektor properti yang terjadi dipenghujung tahun ini juga Adhi Properti rasakan. "Memang pertumbuhan properti tidak semanis tahun-tahun sebelumnya karena banyak regulasi Bank Indonesia (BI) yang mempengaruhi," akunya.

Cara menyiasatinya, Adhi Properti berusaha menangkap pasar potensial (captive market). Misalnya membangun sejumlah apartemen kelas menengah untuk mahasiswa.

Dua apartemen yang pembangunannya sudah berjalan adalah Taman Melati Jatinangor di Sumedang dan Grand Taman Melati Margonda di Depok. Grand Taman Melati Margonda dibangun setelah Taman Melati Margonda ludes terjual tahun lalu.

Direktur Adhi Properti M Aprindy bilang perusahaannya sedang menyiapkan dua apartemen lagi dengan konsep serupa, yaitu Taman Melati Suryorejo di Surabaya dan Taman Melati Dinoyo di Malang. "Keduanya akan mulai dibangun tahun 2014," ungkapnya.

Bukan hanya untuk kelas menengah, lanjut Aprindy, proyek yang akan digarap APP tahun depan juga ada yang menyasar kelas menengah atas.
Contohnya apartemen The Jasmine Park di Bandung, kondotel Grand Dhika of Sunset di Bali, Grand Dhika Mansion di Pejaten Jakarta Selatan, superblok di Bekasi, serta superblok di Bali.

Menurut Direktur Keuangan Adhi properti M. Zaid Choirin, menyiapkan belanja modal senilai Rp 616 miliar untuk memuluskan rencana ekspansinya tahun depan.

Sebagai perbandingan, anggaran belanja modal tahun ini semula Rp 1,1 triliun, namun dipangkas menjadi hanya Rp 450 miliar-Rp 500 miliar karena ada beberapa proyek yang pelaksanaannya mundur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×