kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

AEKI perkirakan produksi kopi nasional capai 660.000 ton


Rabu, 08 Agustus 2018 / 19:57 WIB
AEKI perkirakan produksi kopi nasional capai 660.000 ton
ILUSTRASI. Biji kopi


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) memperkirakan produksi kopi tahun ini akan mencapai sekitar 660.000 ton. Ini naik dari produksi tahun sebelumnya yang berkisar 570.000 ton.

Pranoto Soenarto, Wakil Ketua AEKI mengatakan, peningkatan produksi ini dipicu oleh cuaca yang baik. Terlebih ada sejumlah wilayah, seperti Bengkulu, yang produktivitas kebunnya bisa mencapai 2 ton per hektare (ha). “Produksinya bagus karena cuaca. Ini di luar perkiraan saya,” ujar Pranoto, Rabu (8/8).

Pranoto mengatakan, saat ini stakeholder harus ikut bertanggung jawab meningkatkan produktivitas kopi nasional. Menurutnya, dengan adanya stakeholder yang berkecimpung dalam pengembangan kopi ini maka akan ada riset-riset yang berkaitan dengan kopi juga membantu mensejahterakan petani.

“Yang jadi masalah kan sekarang itu stakeholder itu hanya mau mengambil barang. Padahal stakeholder harus ikut bertanggung jawab,” tutur Pranoto.

Seiring dengan produksi yang meningkat, Parnoto pun berharap ekspor turut meningkat. Namun, menurutnya, yang menjadi permasalahan saat ini eksportir sulit melepas kopi karena harganya yang sedang rendah.

Pranoto memperkirakan ekspor tahun ini akan meningkat menjadi sekitar 450.000 - 500.000 ton dengan syarat harganya sesuai. Sementara, ekspor tahun lalu sekitar ekspor 460.000 - 470.000 ton.

Tak hanya ekspor, menurut Pranoto konsumsi kopi di dalam negeri pun diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 200.000 ton dibandingkan tahun lalu yang berkisar 170.000 ton.

Hal yang sama pun diungkapkan Ketua Kompartemen Industri Hilir AEKI Moelyono Soesilo. Menurutnya, produksi tahun ini akan sekitar 660.000 - 690.000 ton. Ekspor kopi pun akan mencapai sekitar 420.000 ton di mana 330.000 ton merupakan kontribusi dari ekspor kopi robusta.

Hingga Juli ini, ekspor kopi robusta sudah sekitar 80.000 ton. “Bulan Juli 2018 ada recovery dibandigkan Juli 2017, dimana ekspor mencapai 16.000 ton. Namun, total ekspor kopi robusta dari Januari sampai Juli 2018 masih lebih rendah dari Januari - Juli 2017, karena tahun lalu ekspornya sudah 110.000 ton,” ungkap Moelyono kepada Kontan.co.id, Rabu (8/8).

Moelyono pun mengakui ada penurunan harga kopi baik di dalam negeri maupun di dalam negeri. Dia bilang, hari ini harga kopi di tingkat eksportir sekitar Rp 23.500 - Rp 24.500 per kg. Sementara, sebelum lebaran, harga berkisar Rp 25.000 - Rp 26.000 per kg. Tahun lalu, menurutnya harga kopi juga sekitar Rp 27.000 - Rp 28.000 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×