Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Yakult Indonesia Indonesia Persada berencana memperbesar kapasitas produksi. Produsen minuman probiotik merek Yakult itu ingin menancapkan kuku di pasar minuman susu fermentasi lebih dalam lagi.
Yakult Indonesia tengah menimbang dua opsi peningkatan kapasitas produksi. Selain membangun pabrik baru, ada peluang mereka menambah lini produksi di pabrik yang sudah ada.
Setiap menggelar ekspansi pabrik, Yakult Indonesia mempertimbangkan kualitas air di sekitar lokasi pabrik. Maklum, bisnis mereka yang masuk kategori consumer goods, cukup sensitif dengan kondisi lingkungan.
Sejauh ini, belum ketahuan opsi yang dipilih Yakult Indonesia. "Kami tidak menentukan waktunya kapan tapi kami memang sedang menjajaki penambahan kapasitas pabrik," ujar Antonius Nababan, Direktur Marketing Communication and Commercial PT Yakult Indonesia Indonesia Persada, saat dihubungi KONTAN, Rabu (22/3).
Jika nanti opsi kedua yang terpilih, lokasi penambahan kapasitas produksi akan berada di Jawa Barat atau Jawa Timur. Sebab, di dua provinsi tadi, Yakult Indonesia sudah mengoperasikan dua pabrik. Masing-masing berada di Kawasan Industri Indolakto, Pesawahan, Cicurug, Sukabumi , serta Ngoro Industri Persada Ngoro, Mojokerto.
Tahun lalu, Yakult Indonesia menambah satu lini mesin di pabrik Mojokerto. Penambahan lini mesin tersebut mengerek kapasitas produksi dari semula 3 juta botol per hari menjadi 3,6 juta botol per hari. Alhasil, total kapasitas produksi terpasang kedua pabrik Yakult Indonesia menjadi 7,2 juta botol per hari.
Nah, ihwal pemenuhan kebutuhan dana untuk ekspansi produksi, Yakult Indonesia mengaku bisa memenuhi dengan mudah. "Karena kami merupakan perusahaan penanaman modal asing (PMA) Jepang, urusan dana sebenarnya sudah tidak ada masalah," tandas Antonius.
Sebagai perbandingan, berdasarkan catatan KONTAN, tahun 2013 Yakult Indonesia mengucurkan dana investasi sebesar US$ 40 juta untuk membangun pabrik Mojokerto berkapasitas 1,2 juta botol per hari. Pada November 2014, perusahaan ini kembali merogoh kocek US$ 25 juta untuk membeli mesin produksi di pabrik itu.
Membidik pasar ritel
Selain menambah kemampuan produksi, Yakult Indonesia akan memperkuat distribusi. Perusahaan tersebut ingin memiliki total 83-84 kantor cabang. Catatan mereka saat ini, ada 70 kantor cabang Yakult Indonesia di seluruh Indonesia.
Manajemen perusahaan ini menandaskan, penambahan kantor cabang adalah ekspansi yang krusial. Sebab produk Yakult hanya mampu bertahan selama 40 hari. Oleh karena itu, jika ingin merambah wilayah pemasaran yang luas, Yakult Indonesia juga harus mendirikan kantor cabang.
Sementara untuk memperkuat pasar ritel, Yakult Indonesia akan menambah jaringan Yakult Indonesia Lady. Ini adalah jaring pemasaran ritel dengan melibatkan pekerja perempuan bersepeda. Jangkauan pemasaran mereka sekitar perumahan.
Ada sekitar 7.600 orang yang kini bergabung dalam jaringan Yakult Indonesia Lady. Yakult Indonesia berharap, jumlah tersebut bertambah menjadi 8.500 orang. "Ini untuk bisa mendekatkan ke end user, apalagi konsumsi Yakult di Indonesia belum bisa setinggi di Jepang," jelas Antonius.
Yakult Indonesia mengatakan, pasar minuman probiotik di Indonesia masih besar. Perusahaan ini mengklaim sebagai perusahaan minuman susu fermentasi pertama dan terbesar di Tanah Air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News