Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas, Andi Noorsaman Sommeng mengungkapkan, kemungkinan pemeritah bakal mengeluarkan aturan baru untuk membatasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Hal itu menyusul realisasi konsumsi BBM bersubsidi hingga Agustus 2014 telah mencapai 30,9 juta kiloliter atau sekitar 67,29% dari total kuota. "Artinya, harus ada pengaturan baru. Kalau enggak, bagaimana?" kata dia di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (11/9).
Andi memaparkan, realisasi konsumsi solar hingga Agustus 2014 mencapai 10,5 juta kiloliter, Premium mencapai 19,7 juta kiloliter, sementara minyak tanah sebesar 619.000 liter. Andi mengatakan, BPH Migas mengusulkan pengaturan baru yang tidak mengganggu stabilitas sosial dan politik.
"Taksi premium kan bisa mengurangi. Soal signifikan apa tidaknya tergantung. Kalau plat hitam semua resisten," imbuh Andi.
Dari ketiga jenis BBM bersubsidi tersebut, BBM bersubsidi jenis solar adalah yang paling mungkin melampaui kuota. Sebab, solar banyak dipakai oleh transportasi publik, harganya murah, mudah diselundupkan. "Dan yang minum (konsumsi) banyak," tukas Andi. (Estu Suryowati)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News