kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aina Susanti, Berawal Dari Jualan Soto Pekalongan Sampai Bikin Mie Instan Tauco


Rabu, 02 Maret 2022 / 16:09 WIB
Aina Susanti, Berawal Dari Jualan Soto Pekalongan Sampai Bikin Mie Instan Tauco
ILUSTRASI. Mee Kwah Tauco produksi Aina Susanti


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Diversifikasi bisnis menjadi kunci sukses Aina Susanti dalam membangun bisnis di bidang kuliner. Dari berjualan soto khas Jawa Tengah, Pekalongan kini Aina sudah bisa memproduksi Mee Kwah Tauco.

Aina mengawali bisnis berjualan Soto di kawasan Jakarta Utara pada tahun 2017. Awalnya bisnis yang digelutinya tampak baik-baik saja dan berjalan lancar, setiap hari orderan selalu datang dari warga setempat. Kedianya pun ramai dipenuhi pengunjung.

Namun petaka itu datang, awal 2020 sejak diumumkan pembatasan sosial karena pandemi Covid-19 bisnis mulai terpengaruh. "Semua terjun bebas, konsumen takut untuk ke kedai saya," kata dia ke KONTAN.co.id, Rabu (2/3).

Lantas, Aina mulai berpikir untuk membuat produk frozen dari produk soto tauco, maka hadirlah produk frozen soto, tauco, cumi item, megono. Seluruh pemasarannya mulai beralih 100% ke online melalui e-commerce dan online delivery. "Alhamdulillah pembelinya ada, tapi biasa-biasa saja," terang dia.

Tidak puas dengan produknya, Aina pun kembali berimprovisasi dalam produknya. Dia pada awal 2021 membuat mi instan dengan kuah tauco. Ide itu terbersit dari pengalamannya melihat banyak fenomena para bikers dan runners yang ingin hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan secara praktis. "Maka hadirlah Mee Kwah Tauco, produk ini murni dari sagu (gluten) dengan bumbu tauco," kata dia.

Aina menilai produk yang diluncurkannya rupanya mendapat sambutan dari berbagai pihak termasuk dari pemerintahan, terutama Kemenko Marves yang melihat produk ini sangat otentik, maka mulailah Mee Kwah Tauco ini dibawa ke berbagai pameran, dari Jepang, Dubai, sampai Denmark.

Tak hanya itu, Aina juga sempat mendapat order dari penyelengara umroh dan haji untuk menyediakan produknya untuk kebutuhan jamaah. Namun karena pandemi masih tinggi, orderan tersebut ditunda meskipun dirinya berharap program dari memasok produknya bisa berjalan lagi di tahun ini.

"Iya, saya sudah menyiapkan SDM dan kemasan yang bagus, sudah ganti kemasan. Tapi programnya ditunda," urai dia.

Aina menilai, keunikan dari produknya adalah bahan bakunya sangat tradisional. Masyarakat Indonesia sudah sangat kenal dengan tauco, demikian pula dengan sagu yang merupakan makanan khas Papua. "Saya sekarang juga sedang mempersiapkan untuk ikut Bazar di Denmark," ucap dia.

Ia menjelaskan, program ekspor keluar negeri juga datang dari BRI melalui Rumah BUMN. Saat ini ada kurasi untuk UMKM dalam rangka bisnis matching ke Spanyol. Dari 53 UMKM, terpilih 23 UMKM. "Saya salah satunya terpilih untuk memberikan sampel ke Spanyol melalui Dubes di sana," ungkap dia.

Aina mengatakan pihaknya sudah mengirimkan produk contoh untuk direview di pasar Spanyol."Saya berharap ada potensial buyer," urai dia.

Yang tak kalah penting lagi kata Aina, program dari BRI adalah memberikan sertifikasi halal kepada para UMKM. Sebab, pengurusan sertifikasi halal yang dikatakan mudah rupanya tidak mudah. Maka itu, dengan program gratis pengurusan ini sangat membantu para UMKM.

"Saya dapat sertifikassi halal dengan jangka waktu 4 tahun, ini sertifikasi halal di bawah Kementerian Agama," terang dia.

Ia menjelaskan kehadiran Rumah BUMN BRI membantu para UMKM untuk mendapatkan pelatihan. Sehingga UMKM bisa menerka arah bisnis kedepan di tengah ketidakpastian ini. "Saya ikut pelatihan marketing digital juga. Sebagau mitra binaan BRI saya sangat terbantu dengan berbagai pelatihan," terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×