Reporter: Leni Wandira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga kuartal I-2025, Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) mencatat penjualan sepeda motor listrik mengalami penurunan tajam, terutama di kalangan produsen yang tergabung dalam Aismoli.
Sekretaris Jenderal Aismoli, Hanggoro mengatakan beberapa faktor utama yang menyebabkan tren negatif ini, salah satunya berakhirnya program subsidi dari pemerintah.
“Kalau kita bandingkan dengan dua tahun terakhir saat masih ada bantuan, jelas penurunan ini cukup terasa. Mungkin karena sekarang insentif itu sudah tidak ada,” ujar Hanggoro saat dihubungi Kontan, Rabu (11/6).
Baca Juga: Aismoli Tagih Realisasi Insentif Pembelian Motor Listrik dari Pemerintah
Selain faktor insentif, lemahnya daya beli masyarakat turut memperburuk situasi. Meski demikian, Aismoli menyatakan optimisme bahwa pasar motor listrik akan pulih secara bertahap.
“Kami cukup optimis ini akan recovery, walaupun mungkin pelan atau slant ya,” tambahnya.
Situasi pasar yang penuh tantangan ini membuat para pelaku industri harus lebih kreatif dalam memasarkan produknya.
"Ketidakpastian regulasi jelas sangat mempengaruhi strategi industri. Teman-teman di Aismoli dituntut untuk lebih kreatif dan aktif dalam mengembangkan cara pemasaran masing-masing,” ungkapnya.
Di sisi harga, ia menyebut tidak ada perubahan signifikan. Namun keberhasilan pemasaran sangat bergantung pada strategi komunikasi dan promosi dari masing-masing produsen.
Baca Juga: Penjualan Motor Nasional Terus Turun, Ini Kata AISI dan Aismoli
Terkait peran pemerintah, Aismoli menekankan pentingnya dukungan dan kepastian regulasi untuk memperkuat ekosistem kendaraan listrik.
"Kami mengharapkan perhatian lebih dari pemerintah. Kalau target net zero emission ingin dicapai, seluruh pihak, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, harus mulai bergerak dari sekarang,” tegasnya.
Aismoli juga mendorong evaluasi terhadap Peraturan Presiden (Perpres) No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Menurutnya, perlu ada peninjauan terhadap apa saja yang sudah berjalan, apa yang belum tercapai, dan aspek mana yang perlu ditingkatkan.
“Kepastian regulasi itu sangat penting. Bukan cuma soal insentif, tapi keseluruhan ekosistemnya harus jelas. Kalau tidak, industri juga akan kesulitan untuk bergerak secara firm,” tutupnya.
Selanjutnya: Wamenhub Sebut Ada Investor yang Tertarik Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
Menarik Dibaca: Inflasi Naik Terus? Ini Pengertian dan Cara Mengatasinya yang Perlu Anda Tahu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News