Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Pasar smartphone alias telepon pintar segmen menengah di Indonesia tengah naik daun. Berdasarkan riset Internet Data Center (IDC), smartphone segmen menengah (mid-range) yang harganya kisaran US$ 200-US$ 400 atau sekitar Rp 2,6 juta-Rp 5,2 juta tumbuh lebih tinggi di kuartal kedua 2017 dibandingkan segmen smartphone lain.
Ketua Umum Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia, Ali Soebroto melihat hal ini sebagai efek dari kompetisi bisnis para vendor. “Kalau dulu mereka menyita energi untuk memenuhi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), saat ini para vendor punya banyak waktu mengembangkan produk yang ramah pasar,” ujar Ali kepada KONTAN, Kamis (7/9).
Ali menjelaskan, para vendor fokus kembangkan produk dengan fitur lebih tinggi, tapi dengan biaya produksi lebih murah sehingga menekan harga. “Sebenarnya pangsa pasar paling banyak masih dari segmen bawah (low end) yang kisaran harga US$ 100-US$ 200, tapi pertumbuhannya memang tidak sekencang produk segmen menengah ini,” sebut dia.
Riset IDC hanya mengungkapkan bahwa pangsa pasar untuk segmen menengah menembus 28% dari total penjualan di Indonesia. Angka ini melonjak ketimbang kuartal kedua tahun lalu yang hanya 13%.
Sedangkan pangsa pasar untuk segmen bawah sebesar 43%, juga naik ketimbang kuartal kedua tahun lalu 40%. Adapun penjualan smartphone Indonesia sampai kuartal kedua ini ialah 7,9 juta unit. Pertumbuhannya mini, hanya 1% dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu.
“Produk yang mid range itu kebanyakan dikuasai vendor tertentu, yang punya spesialisasi produk,” terang Ali. Ia mencontohkan, fitur tertentu sepertu kamera depan yang ditingkatkan biasanya lebih diterima pasar, ketimbang smartphone yang mengusung fitur secara umum.
Faktor yang lain penyebab melonjaknya permintaan smartphone segmen menengah adalah meningkatnya cara beli angsuran. Menurut Ali, pembelian smartphone saat ini didominasi oleh kredit ketimbang tunai, meski AIPTI tidak bisa menyediakan data pasti.
Hal tersebut mendorong konsumen yang sebelumnya pemakai smartphone segmen bawah beralih ke produk dengan fitur lebih tinggi. “Ringannya angsuran membuat konsumen merasa mampu beli produk tersebut,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News