kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Air Products Mundur dari Proyek Gasifikasi Batubara, Bukit Asam Cari Partner Baru


Kamis, 09 Maret 2023 / 14:28 WIB
Air Products Mundur dari Proyek Gasifikasi Batubara, Bukit Asam Cari Partner Baru
ILUSTRASI. Alat berat beroperasi pada?tambang batubara milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA). PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencari partner strategis baru setelah mundurnya Air Products and Chemicals Inc dalam proyek gasifikasi batubara


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencari partner strategis baru setelah mundurnya Air Products and Chemicals Inc dalam proyek gasifikasi batubara atau coal to dimethylether (DME).

Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan, mundurnya Air Products masih dalam proses setelah berkirim surat resmi ke pemerintah.

“Ada alasannya di dalam surat resmi itu. Ini masih berproses, mereka mungkin punya alasan tersendiri itu ada di kementerian,” terangnya dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (9/3).

Arsal menegaskan, pihaknya tetap menjalankan komitmen mendukung program pemerintah untuk hilirisasi. Namun perihal mitra baru yang akan digandeng Bukit Asam untuk menggarap proyek berteknologi canggih ini masih belum bisa dirinci.

“Kalau masalah partnernya tentu ini masih berproses ya. Tentunya proyek ini jalan terus yang jelas kami sudah mempersiapkan kawasan ekonomi khusus (KEK) menjadi KEK hilirisasi. Jadi siapa pun yang berpartner bisa dilakuan kerja sama yang menguntungkan untuk  kedua belah pihak,” ujarnya.

Baca Juga: Air Products Mundur Dari Proyek Gasifikasi Batubara Bukit Asam (PTBA)

Arsal mengakui, sebelumnya sudah ada beberapa mitra yang bekerja sama dengan PTBA. Hanya saja, saat ini yang benar-benar berkomitmen untuk investasi dan membawa uang serta teknologinya baru Air Products. Ke depannya, Bukit Asam akan mengkaji lagi dan berproses dari awal.

“Kemungkinan besar kami juga akan mengkaji dan berproses dari awal supaya benar-benar menyatu dan risikonya pun sudah kami ketahui bersama,” ujarnya.

Arsal mengakui, pihaknya saat ini fokus menggarap hilirisasi batubara melalui dibuatnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang akan diproses untuk menjadi KEK hilirisasi atau Bukit Asam Coal Based Special Economic Zone (BACBSEZ) di Tanjung Enim.

Sejauh ini proses pembebasan lahan sudah dilaksanakan. “Kami sudah siapkan 595 hektar itu mungkin sudah hampir 97% an kami sudah siap, perizinannya sudah sampai KEK sudah didapat,” terangnya.

Nantinya kawasan tersebut akan digunakan untuk menggarap hilirisasi batubara. Melalui teknologi gasifikasi, batubara kalori rendah akan diubah menjadi produk akhir yang bernilai tinggi. Teknologi ini akan mengkonversi batu bara muda menjadi syngas untuk kemudian diproses menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai substitusi LPG, urea sebagai pupuk, dan polypropylene sebagai bahan baku plastik.

Melansir paparan Bukit Asam sebelumnya, kawasan Bukit Asam Coal Based Special Economic Zone (BACBSEZ) akan dibangun empat komplek pabrik untuk mendukung proyek hilirisasi meliputi komplek pabrik coal to syngas, komplek pabrik syngas to urea, komplek pabrik syngas to DME, dan komplek pabrik syngas to polypropylene.

Pabrik gasifikasi batubara ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pasar sebesar 500 ribu ton urea per tahun, 400 ribu ton DME per tahun, dan 450 ribu ton polypropylene per tahun.

Pada 8 Desember 2017 lalu, PTBA menandatangani Head of Agreement Hilirisasi Batubara dengan Pertamina, Pupuk Indonesia, dan Chandra Asri Petrochemicals untuk membangun KEK Hilirisasi.

Kerjasama ini merupakan salah satu bentuk implementasi PP No 1 tahun 2017 tentang Hilirisasi Mineral dan Batubara, serta Kepmen ESDM No 2183 K/30/MEM 2017 tentang Penetapan Kebutuhan dan Presentasi Minimal Penjualan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri.

Diharapkan dengan kerjasama ini dapat memberikan nilai tambah batubara sehingga batubara tidak hanya dijual sebagai produk akhir, tetapi dijadikan sebagai bahan baku. Selain itu, diharapkan dengan kerjasama ini juga dapat meningkatkan sinergi antar BUMN, dan mampu menciptakan efisiensi dalam industri batubara, gas, pupuk dan kimia.

Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) Catat Rekor Laba Bersih, Bagaimana Potensi Dividennya?

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×