Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Air Products and Chemicals, Inc mundur dari proyek hilirisasi batubara menjadi dimethylether (DME) yang seharusnya digarap bersama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Pertamina.
Proyek Strategis Nasional yang akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun ini, sebelumnya digadang-gadang dapat mendatangkan investasi asing sebesar US$ 2,1 miliar atau setara Rp 32,3 triliun (kurs Rp 15.400).
Rafli Yandra, Direktur Pengembangan Usaha Bukit Asam mengakui sudah ada surat dari Air Products ke Kementerian Investasi/BKPM untuk mundur.
“Sejauh ini kami belum klarifikasi, tetapi kami sudah diskusikan dengan kementerian terkait dan ini masih berproses,” jelasnya dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (9/3).
Baca Juga: Volume Produksi dan Penjualan Batubara Bukit Asam (PTBA) Kompak Naik pada 2022
Rafli menegaskan, PTBA tetap melanjutkan proyek coal to DME yang merupakan salah satu langkah menjalankan amanat pemerintah dalam hilirisasi batubara demi mendukung ketahanan energi nasional.
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail mengatakan, mundurnya Air Products masih dalam proses setelah berkirim surat resmi ke pemerintah. “Ada alasannya di dalam surat resmi itu. Ini masih berproses, mereka mungkin punya alasan tersendiri itu ada di Kementerian,” terangnya.
Arsal menegaskan, pihaknya tetap menjalankan komitmen mendukung program pemerintah untuk hilirisasi. Namun perihal mitra baru yang akan digandeng Bukit Asam untuk menggarap proyek berteknologi canggih ini masih belum bisa dirinci olehnya.
Arsal bilang, sebelumnya sudah ada beberapa mitra yang bekerja sama dengan PTBA. Hanya saja, saat ini yang benar-benar berkomitmen untuk investasi dan membawa uang serta teknologinya baru Air Products. Ke depannya, Bukit Asam akan mengkaji lagi dan berproses dari awal.
“Kemungkinan besar kami juga akan mengkaji dan berproses dari awal supaya benar-benar menyatu dan risikonya pun sudah kami ketahui bersama,” ujarnya.
Baca Juga: Cermati Rencana Bisnis Emiten di Tengah Melandainya Harga Batubara
Arsal mengakui, pihaknya sudah memiliki rencana kedua (plan B) dalam menggarap hilirisasi batubara melalui dibuatnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang akan diproses untuk menjadi KEK hilirisasi.
Sejauh ini proses pembebasan lahan sudah dilaksanakan.
“Kami sudah siapkan 595 hektar itu mungkin sudah hampir 97% an kami sudah siap, perizinannya sudah sampai KEK sudah didapat,” terangnya.
Nantinya kawasan tersebut akan digunakan untuk menggarap hilirisasi batubara tidak hanya coal to DME, tetapi juga akan diolah menjadi produk lain seperti methanol, ethanol, dan lainnya.
Baca Juga: Sejumlah Konstituen Catat Kinerja Apik, Ini Rekomendasi Saham LQ45 Jagoan Analis
“Jadi kami saat ini sadar sudah mempersiapkan tinggal proses selanjutnya akan ditindaklanjuti dari partner-partner strategis untuk mengembangkan hilirisasi batu bara ini, kemudian kami terus koordinasi dengan pemerintah,” tegasnya.
Perihal partner untuk mengembangkan hilirisasi batubara ini, Bukit Asam masih berproses dan tetap fokus mempersiapkan kawasan itu. Dia bilang siapapun yang berpartner, tentu kerja sama harus menguntungkan antara keduabelah pihak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News