kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   23.000   1,19%
  • USD/IDR 16.327   87,00   0,54%
  • IDX 7.179   -25,27   -0,35%
  • KOMPAS100 1.046   -3,82   -0,36%
  • LQ45 805   -3,27   -0,40%
  • ISSI 232   0,06   0,02%
  • IDX30 417   -1,86   -0,44%
  • IDXHIDIV20 487   -3,99   -0,81%
  • IDX80 118   -0,37   -0,32%
  • IDXV30 119   0,10   0,08%
  • IDXQ30 134   -0,95   -0,71%

Airasia dan Garuda Indonesia memimpikan laba tahun depan


Selasa, 25 Desember 2018 / 18:05 WIB
Airasia dan Garuda Indonesia memimpikan laba tahun depan
ILUSTRASI. Logo Garuda Indonesia di badan pesawat Sriwijaya Air


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2019 bakal jadi tahun yang memberikan potensi bagi maskapai di Indonesia. Dua perusahaan penerbangan penumpang, PT Garuda Indonesia Tbk dan PT AirAsia Indonesia Tbk menargetkan agar di tahun 2019 bisa mencatat laba.

Sekedar tahu, dua emiten maskapai udara yakni PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dan PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) masih mencatat rugi sampai kuartal III 2018. Garuda Indonesia sampai kuartal III 2018 mencatat rugi bersih US$ 114,08. Sementara AirAsia Indonesia sampai periode yang sama mencatat rugi bersih Rp 639,16 miliar.

Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan bahwa pihaknya kini menargetkan untuk mencatat laba sebesar Rp 1 triliun di tahun 2019. Garuda Indonesia juga sudah menyiapkan beberapa strategi untuk mencapai target itu.

Akhir tahun ini saja, Garuda Indonesia berharap bisa mencatat laba. “Ini karena kerja positif GMF Aeroasia, Citilink, dan lainnya,” kata pria yang akrab disapa Ari pada Jumat (21/12).

Salah satu strategi Garuda Indonesia adalah dengan menaikkan harga tiket. Pada Oktober 2018 dan November 2018 harga tiket untuk pesawat Garuda Indonesia naik masing-masing 6,2% dan 11,7% dibandingkan bulan yang sama tahun 2017.

Alhasil pendapatan GIAA pada Oktober 2018 naik 4% dibanding bulan yang sama tahun lalu menjadi US$ 209,3 juta. Sementara di bulan November 2018 naik 13,4% menjadi US$ 232,4 juta dibanding bulan yang sama tahun 2017.

Sementara AirAsia Indonesia yakin dengan potensi tahun depan setelah harga bahan bakar mentah mulai turun. “Kami optimis pada tahun depan bisa cetak laba keran bahan bakar menta mulai turun dari US$ 80 per barel kini bisa US$ 73 per barel,” kata Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan pada Kamis (20/12).

Adanya peluang itu juga mendorong perusahaan dengan kode saham CMPP itu menambah tiga armada pesawat pada tahun depan. Tujuannya, untuk meningkatkan jumlah penumpang dan pembukaan rute baru.

AirAsia juga akan memperkuat sistem digital lewat platform sistem pembayaran. Melalui upaya-upaya internal serta membaiknya harga minyak mentah dunia, AirAsia menargetkan di tahun 2019 bisa mencatat laba. Sayangnya Dendy belum mau mengungkapkan berapa target laba AirAsia Indonesia di 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×