Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Mulai kemarin (8/3), Indonesia AirAsia (IAA) mulai menaikkan harga tiket untuk penerbangan domestik di Indonesia sebesar 5%.
"Kenaikan harga tiket harus dilakukan tetapi tidak melampaui batas atas yang telah ditetapkan," kata juru bicara IAA, Audrey P Petriny dalam pesan singkatnya, Selasa (8/3).
Dia menjelaskan, selain rute domestik, IAA juga menaikkan tarif basis fair (harga dasar) untuk rute internasional. Penambahan sebesar Rp 30.000 untuk rute kurang dari dua jam penerbangan, sedangkan untuk lebih dari dua jam dikenakan tambahan biaya Rp 60.000.
"Selain itu, untuk menyiasati tingginya harga minyak dunia, kita juga berupaya meningkatkan penjualan produk tambahan seperti makanan, minuman dan pernak-pernik di atas pesawat," imbuhnya.
Sebelumnya, Direktur Keuangan Garuda, Elisa Lumbantoruan mengatakan, pihaknya mengakali tarif dengan mengurangi alokasi sub classes.
"Jika avtur makin naik, maka kelas terendah dikurangi, kemudian basis best fare dinaikkan. Belum lama ini best fare (tarif terbaik) dinaikkan sebesar 5%,” kata Elisa.
Sementara Sriwijaya Air dan Batavia Air menyatakan masih belum menaikkan tarif. "Kami masih menunggu, melihat situasi dan kondisi lebih dulu," kata Humas Sriwijaya, Agus Soedjono.
Meski demikian untuk menahan beban terus merangkaknya harga bahan bakar, Sriwijaya melakukan efisiensi internal. "Efisiensi ini sama sekali tidak mengurangi aspek keselamatan dan operasional," kata Agus.
Sedangkan juru bicara Batavia Air, Eddy Haryanto mengatakan, operasional Batavia juga tertekan oleh naiknya harga BBM. "Saat ini kita belum menaikkan harga tiket, dalam waktu dekat akan ada pembahasan dari manajemen mengenai terus naiknya harga BBM ini," kata Eddy. (Hendra Gunawan/Tribunnews)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News