kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Airlangga: Produk manufaktur masih mendominasi ekspor Indonesia


Kamis, 08 Agustus 2019 / 15:08 WIB
Airlangga: Produk manufaktur masih mendominasi ekspor Indonesia


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor manufaktur Indonesia diyakini bakal lebih gencar mengisi pasar global. Peningkatan ekspor dengan mengoptimalkan utilisasi industri dan memperluas pasar luar negeri dinilai menjadi salah satu solusi untuk mengatasi persoalan defisit neraca perdagangan.

“Pemerintah sedang memprioritaskan peningkatan nilai investasi dan ekspor dari sektor industri guna memperbaiki struktur perekonomian nasional saat ini. Dua faktor tersebut, menjadi kunci untuk memacu daya saing Indonesia di tingkat regional maupun global,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan resminya, Kamis (8/8).

Menperin menegaskan, selama ini industri manufaktur memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional. “Hal ini sekaligus menandakan bahwa produk manufaktur nasional telah berkualitas sehingga mampu kompetitif dan diterima di kancah internasional,” ujarnya.

Kemenperin mencatat, sepanjang Januari-Juni 2019, pengapalan produk manufaktur nasional mampu menembus hingga US$ 60,14 miliar. Nilai ini berkontribusi sebesar 74,88% dari capaian ekspor nasional yang menyentuh angka US$ 80,32 miliar di semester pertama tahun ini.

Baca Juga: Elsoro Multi Pratama bangun pabrik Caprolactam di JIIPE dengan target selesai 2022

“Jadi, produk manufaktur masih mendominasi ekspor kita,” tutur Airlangga. Adapun tiga sektor yang menyetor paling besar terhadap nilai ekspor nasional pada semester I-2019, yaitu industri makanan sebesar US$ 12,36 miliar, kemudian industri logam dasar US$ 8,14 miliar, serta disusul industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia US$ 6,37 miliar.

Sektor lainnya yang turut menyumbang signifikan, di antaranya industri pakaian jadi sebesar US$ 4,06 miliar, industri kertas dan barang dari kertas US$ 3,55 miliar, serta industri karet, barang dari karet dan plastik US$ 3,48 miliar.

Menperin menandaskan, melalui capaian ekspor tersebut, industri manufaktur berperan penting sebagai penggerak utama perekonomian. “Dengan investasi dan ekspor meningkat, kami yakin ekonomi kita menjadi lebih sehat,” terangnya.

Baca Juga: Krakatau Steel sambut baik aturan tarif BMAD impor baja China, Singapura dan Ukraina

Airlangga menambahkan, pemerintah fokus memacu kinerja industri padat karya berorientasi ekspor. Di samping itu juga mendorong tumbuhnya industri penghasil substitusi bahan baku impor. Hal ini sejalan dengan program prioritas Making Indonesia 4.0.

Maka itu, perlu mengakselerasi ekspor produk yang memiliki nilai tambah tinggi, ujarnya. Melalui pemanfaatan teknologi industri 4.0, Menperin optimistis, industri nasional akan menghasilkan produk yang lebih berkualitas secara efisien. “Jadi, lebih produktif, inovatif, dan kompetitif,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×