kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akibat Kenaikan Harga Bahan Baku, Ultrajaya Proyeksi Profit Tahun Ini Lebih Rendah


Selasa, 20 Desember 2022 / 15:28 WIB
Akibat Kenaikan Harga Bahan Baku, Ultrajaya Proyeksi Profit Tahun Ini Lebih Rendah
ILUSTRASI. Ada kenaikan harga bahan baku, Ultrajaya (ULTJ) proyeksi profit 2022 akan lebih rendah.Pho KONTAN/Achmad Fauzie/20/5/2016


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten FMCG PT Ultrajaya Milk Industry Tbk (ULTJ) memproyeksi jika profit yang akan diterima di akhir 2022 alan lebih rendah dibandingkan tahun 2021.

Presiden Direktur ULTJ Sabana Prawirawidjaja menuturkan hal ini disebabkan oleh naiknya harga komoditas atau bahan baku di pasar global serta biaya yang naik di pasar domestik.

"Mengenai profit tahun 2022 dan 2023, seperti yang dipaparkan sebelumnya, profit 2022 tidak akan setinggi 2021 karena dampak naiknya harga komoditas pasar dunia dan biaya domestik yang melonjak. Jadi kita di 2022 akan alami penurunan," jelasnya paparan publik yang berlangsung virtual, Selasa (20/12).

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa kenaikan harga produk belum bisa dilakukan. Namun demikian, pihaknya optimistis pemulihan kinerja ini akan berlangsung di tahun 2023.

Baca Juga: Ultrajaya (ULTJ) Optimistis Penjualannya Terus Meningkat

Sementara itu, pada paparan publik, Corporate Secretary Ultrajaya Pahala Sihotang menyampaikan Perseroan telah menaikkan harga produk dua kali sepanjang 2022. Kenaikan harga dilakukan pada April 2022 dan November 2022, namun pihaknya tidak merinci besar kenaikan harga yang dikenakan.

Pahala menjelaskan penyesuaian harga dilakukan untuk menyelamatkan bottom line Perseroan karena naiknya harga bahan baku dan juga perang antara Ukraina dan Rusia.

"Kenaikan cost bahan baku terjadi di kuartal I dan kuartal III 2022, cukup besar sekitar 3,9%. Kami mencoba untuk mengantisipasi dan lakukan penyesuaian harga pada April 2022 dan November 2022 untuk menjaga bottom line," papar Pahala.

Pada kuartal III 2022, beban pokok penjualan Perseroan berada di angka Rp3,82 triliun dari Rp3,09 triliun alias meningkat 23,62% secara tahunan. Sementara itu, bahan baku yang diperlukan oleh Perseroan antara lain adalah susu segar, daun teh, gula dan kemasan (packaging). Biaya logistik atau pengiriman juga mengalami kenaikan.

Pahala menjelaskan, pada kuartal III 2022 pihaknya mulai untuk aktif melancarkan promosi setelah menahan pengeluaran untuk promosi di tahun 2020 dan 2021 karena pandemi. Pada kuartal III 2022 biaya promosi dan logistik tercatat di angka Rp607 miliar, naik 10,7% dari periode yang sama tahun lalu.

"Kami mulai kembali lagi lakukan promosi," ujar dia.

 

Di kuartal III 2022 pihaknya telah merealisasikan capex di angka Rp232 miliar dengan alokasi pembiayaan pada pengembangan DC, kantor, perluasan pabrik jangka panjang, USDF sebagai perusahaan patungan 69-31 sampai saat ini sepenuhnya dibiayai dari kontribusi penjualan susu bubuk dan pinjaman pemegang saham.

Sebagai informasi, di kuartal III-2022, emiten produsen susu UHT ini mencetak kenaikan penjualan sebesar 18,58% secara tahunan alias year on year (YoY) menjadi Rp 5,68 triliun.

Penjualan ULTJ kala itu didominasi oleh segmen minuman sebesar Rp 5,93 triliun kemudian segmen makanan sebesar Rp 73,08 miliar. ULTJ juga mencatatkan pengurangan atau eliminasi sebesar Rp 326,45 miliar per kuartal III-2022.

Pasar domestik atau lokal juga masih mendominasi pendapatan dibandingkan dengan ekspor. Penjualan minuman di pasar domestik menyumbang pendapatan Rp6,20 triliun dan makanan sebesar Rp77,62 miliar. Penjualan minuman ekspor di angka Rp8,43 miliar dan makanan di angka Rp2,94 miliar.

Sayangnya, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ULTJ turun 8,31% YoY menjadi Rp 834,68 miliar hingga akhir kuartal III-2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×