kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Akibat TDL, Lotte Chemical sulit cetak laba


Selasa, 26 Agustus 2014 / 17:14 WIB
Akibat TDL, Lotte Chemical sulit cetak laba
ILUSTRASI. Mantan Kabag Umum Kantor Wilayah DJP Jaksel II Rafael Alun Trisambodo duduk di ruang tunggu sebelum menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (1/3/2023). KPK memeriksa orang tua dari Mario Dandy itu terkait LHKPN. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Produsen biji plastik asal Korea, PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) menargetkan untuk cetak laba di tahun ini. Namun, perseroan masih pesimistis akan hal itu mengingat Tarif Dasar Listrik (TDL) akan naik dalam beberapa bulan ke depan.

Yoon SungKu, Direktur Utama FPNI mengakui kalau tak ada kenaikan TDL perusahaannya dapat mencetak laba di tahun ini. "Kami optimistis bisa mencetak laba di tahun ini, tapi sayangnya tarif listrik naik membuat kami semakin susah mencapai target," jelasnya Selasa (26/8).

Untuk mengantisipasi kenaikan listrik itu, FPNI telah menganggarkan dana sekitar US$ 5 juta. Yoon bilang, jika tak ada kenaikan listrik dana tersebut bisa dijadikan jumlah keuntungan perseroan.

Sekedar informasi saja, FPNI selalu mencetak rugi di setiap tahunnya sejak 2010. Berdasarkan laporan keuangan semester I-2014 FPNI mencetak rugi bersih sebesar US$ 3,69 juta. Jumlah tersebut menurun 102,79% dibandingkan tahun lalu di periode yang sama. Saat itu, rugi bersih perseroan sebesar US$ 7,48 juta. "Kami memang belum bisa mencetak keuntungan, tapi rugi kami terus menurun di setiap tahunnya," jelas Yoon.

Menurutnya, faktor utama yang menekan jumlah kerugian adalah upaya efisiensi terhadap total produksi. Adapun setiap tahunnya FPNI memproduksi 390 kilo ton dari kapasitas pabrik keseluruhan sebesar 450 kilo ton. Selain itu, Yoon mengatakan hal lain yang mempengaruhi penurunan rugi perusahaan adalah harga jual yang naik. "Saat ini memang harga jual biji plastik global tengah naik, tapi dari bahan baku harganya sama saja," sambungnya.

Keadaan harga jual yang naik ini pun, membuat pendapatan perseroan di paruh pertama ini meningkat 7,89% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu menjadi US$ 317.54 juta. Jika menilik laporan keuangan FPNI, portofolio pendapatannya masih disumbang besar oleh penjualan kepada pihak ketiga sebesar US$ 265.25 juta. Sedangkan kepada pihak berelasi sebesar US$ 52.28 juta. Adapun perusahaan yang menyumbang besar atau 17% terhadap pembelian produk yaitu, induk perusahaan PT Bukit Mega Masabadi Lotte Chemical Titan yang bermarkas di Negeri Jiran, Malaysia.

Catatan saja, FPNI juga turut melakukan ekspor. Untuk pasar luar negeri perseroan memporsikan sebesar 15% dari total produksi. Sedangkan sisanya diperuntukan untuk penjualan domestik. Untuk pasar eskpor terbesarnya yaitu, Malaysia dan China.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×