Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
Ia juga menjelaskan, program penjemputan tenaga medis telah berjalan selama 2 bulan dan merupakan kerjasama antara Panorama Group dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Dengan adanya pelonggaran ini, menurut AB Sadewa seharusnya bisa menggenjot lagi sektor pariwisata asal ada keputusan yang jelas dari pemerintah.
"Karena informasi dan aturan yg tidak jelas dari pemerintah pusat, kementerian, pemerintah daerah membuat pasar bingung dan akibatnya pelonggaran ini tidak mampu menggenjot pariwisata," katanya.
Baca Juga: Terpapar Covid 19, Destinasi Tirta Nusantara tahan ekspansi ke Asia Tenggara
AB Sadewa menyebut, untuk saat ini sebetulnya tidak sulit menerapkan protokol kesehatan, menurutnya yang sulit itu adalah mendapatkan market trust bahwa destinasi pariwisata itu memang aman.
Panorama Destination juga melakukan protokol yang sama demi memastikan keamanan, kebersihan dan kesehatan awak, penumpang, serta unit-unit bus penjemput.
Seluruh unit bus Panorama Group telah membuat protokol seperti Physical distancing dengan duduk secara lengkap di dalam bus, pengecekan suhu awak dan penumpang saat sebelum masuk bus, pembersihan interior kendaraan dengan disinfektan, penggunaan masker bagi awak dan seluruh penumpang, pemakaian hand sanitizer saat memasuki kabin bus.
Sejalan dengan Panorama Destination, White Horse Group juga menerapkan protokol kesehatan yang akan di lakukan saat pre-during-post untuk White Horse Group.
Baca Juga: Begini cara dapat tiket murah di Singapore Airlines BCA Travel Fair 2020
"Jadi kru kami pun juga dicek kesehatannya dan memakai masker begitu pula bus juga dalam kondisi telah dibersihkan dengan disinfektan sebelum penjemputan pagi ataupun sore saat penjemputan karyawan pulang dari kantor” ungkap Andrianto Tirtawisata, Direktur White Horse Group.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News