kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,22   -10,30   -1.10%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akuisisi Air Mancur, ini tiga alasan utama Combiphar


Selasa, 26 Januari 2021 / 13:10 WIB
Akuisisi Air Mancur, ini tiga alasan utama Combiphar


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Combiphar telah mengakuisisi PT Air Mancur Group bersama dengan anak usahanya, Madurasa. Akuisisi Air Mancur tersebut dinilai akan melengkapi lini produk preventif yang dimiliki oleh Combiphar. 

President Director Combiphar, Michael Wanandi mengatakan perusahaan yang telah memasuki usia 50 tahu ini telah tranformasi menjadi perusahaan consumer healthcare. Combiphar mengaku ingin konsisten menggaungkan tindakan preventif melalui beberapa lini produknya. 

Sayangnya, Michael enggan menginformasikan berapa nilai valuasi Air Mancur dalam proses akuisisinya. “Saya mohon maaf tidak bisa share nilai akuisisinya karena Combiphar bukan perusahaan publik dan kita terikat perjanjian kerahasian dengan penjualnya. Jadi saya belum boleh share nilai akuisisi tersebut,” ujar Michael kepada KONTAN, Selasa (26/1). 

Meski demikian, Michael menuturkan bahwa kegiatan akuisisi tersebut memberikan dampak baik terutama pada sisi penjualan Combiphar. Sehingga, ia berharap akuisisi ini akan menopang pertumbuhan Combiphar dalam lima tahun ke depan. 

Adapun alasan utama Combiphar mengakuisisi perusahaan jamu tersebut salah satunya yakni ia melihat adanya potensi yang bagus dan dinilai akan memberikan dampak baik pada Combiphar. Apalagi, minuman jamu saat ini telah dikonsumsi oleh generasi millenial. 

“Saya dengar tidak hanya di tawarkan ke Combiphar, tapi ada perusahaan asing juga yang berminat untuk membeli Air Mancur. Saya merasa akan sangat sayang kalau aset Indonesia ini sampai jatoh di tangan asing dan kita bisa mempertahankan heritage ini di tangan Indonesia,” jelasnya.

Baca Juga: GP Jamu sambut baik akuisisi Combiphar atas Air Mancur

Alasan kedua yakni Combiphar melihat adanya berbagai produk-produk kesehatan di Air Mancur yang dapat terus dikembangkan terutama untuk kalangan anak muda. Ketiga yakni, Michael melihat produk jamu tersebut memiliki khasiat-khasiat yang bagus untuk meningkatkan imunitas tubuh terutama di masa pandemi Covid-19 saat ini.  “Jadi kita melihat ini adalah tren yang lumayan bagus, sehingga kita memiliki kesempatan untuk mengambil Air Mancur,” tambahnya. 

Seperti yang di ketahui Air Mancur Group memiliki berbagai varian jamu dan juga Madurasa, yang berfungsi untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh. Hal ini dinilai akan menjadi produk yang dapat meningkatkan pertumbuhan Combiphar dalam bisnis perjamuan. 

Tak hanya mengakuisisi perusahaan jamu, sebelumnya Combiphar juga telah mengakuisisi obat tetes mata yakni Insto dan EyeMo. Hal ini guna memperkaya portofolio serta melengkapi produk-produk kesehatan andalan Combiphar, yakni OBH Combi dan JointFit.

Michael juga mengatakan, selama pandemi Covid-19 ada beberapa produk Combiphar yang mencatat pertumbuhan terutama produk suplemen. Ia bilang, produk tersebut memang tidak terkenal di kalangan masyarakat melainkan lebih dikenal di kalangan rumah sakit. “Produk suplemen kita cukup mencatat pertumbuhan penjualan yang baik dan pesat,” katanya. 

Adapun ia juga mengatakan bahwa Combiphar memiliki pabrik baru yang berlokasi di Cikarang dengan nilai investasi mencapai US$ 15 juta yang dibangun pada tahun 2017. Selain itu, disamping pabrik baru tersebut, Combiphar juga membangun pabrik Biologic dengan menelan investasi lebih besar dari pembangunan pabrik baru. 

Lewat pabrik barunya dengan investasi sebesar US$ 15 juta akan mampu memproduksi hingga 50 juta botol obat tetes mata per tahun. Adapun dimulainya produksi komersial perdana untuk obat tetes mata Insto ini merupakan milestone penting bagi Combipha. “Kita juga melakukan investasi di capex karena kita melihat potensi daripada industri kesehatan di Indonesia masih sangat perspektif ya. Sehingga saya rasa masih memiliki potensi yang besar,” tutupnya. 

Selanjutnya: Respons Kalbe Farma (KLBF) soal sengitnya persaingan di industri jamu dan herbal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×