Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Perusahaan percetakan dan perdagangan yang beralih ke sektor energi, PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) pada akhir Oktober ini akan melakukan akuisisi PT Mahaputra Adi Nusa (MAN), salah satu distributor bahan bakar minyak (BBM) dan pelumas PT Pertamina.
Sebagai catatan, pengalihan ke bisnis ke energi itu lantaran perusahaan batubara di Kalimantan, PT Indo Wana Bara Mining Coal, sudah melakukan aksi backdoor listing melalui SIAP pada 30 juni 2014. Sebelum masuk ke SIAP, Wana Bara melakukan aksi backdoor listing melalui PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK), namun sayang, aksi itu tidak diizinkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sekretaris Perusahaan SIAP Herry Priambodo menjelaskan, seharusnya aksi akuisisi tersebut sudah mulai ditandatangani pada September lalu, dengan tujuan pada saat pemenuhan kewajiban penyampaian laporan keuangan pada kuartal tiga sudah bisa disampaikan ke publik.
Namun, menurut Herry, MAN sebagai agen penyalur BBM dan pelumas milik Pertamina terlebih dahulu mesti mendapatkan izin kepada beberapa pihak di Pertamina. "Sehingga prosesnya agak tertunda," kata Herry kepada KONTAN, Selasa (7/10).
Ia menyebut, secara izin prinsip sebenarnya SIAP dan MAN sudah saling menyepakati. Tapi. "Karena beberapa kelengkapan dokumen transaksi masih dalam proses, maka rencana transaksi diperkirakan baru akan terlaksana pada bulan Oktober 2014 nanti," jelas Herry.
Dia menyatakan, nilai akuisisi yang ditawarkan SIAP senilai Rp 26 miliar dan berencana akan mengakuisisi sekitar 80% saham MAN. "Nilainya tidak mahal, sudah ada persetujuan dari MAN, tinggal tandatangan saja," terangnya.
Menurut Herry, dari aksi akuisisi itu, pihaknya berharap pada tahun 2017 mampu menyalurkan sebanyak 2 juta ton pelumas per tahun dengan pemasaran di Kalimantan dan Jakarta. "Setelah akuisisi perusahaan nanti, pasarnya akan dilanjutkan, bahkan akan kami bahas untuk lebih dikembangkan," jelasnya. Mengenai target penyaluran BBM SIAP belum punya target.
Sebagai catatan, dengan akuisisi itu, pihaknya bisa dengan mudah memenuhi kebutuhan BBM untuk di daerah operasi Indo Wana Bara Mining Coal. Saat ini Wana Bara menjadi anak usaha SIAP dalam mengelola izin usaha pertambangan seluas 5.000 hektare (ha) di Kutai Barat, Kalimantan Timur, dengan cadangan batubara sekitar 288,15 juta ton.
Bangun pabrik etanol
Setelah akuisisi MAN tersebut beres, manajemen SIAP berencana pada awal 2015 akan memulai pembangunan pabrik etanol dengan kapasitas produksi awal 240.000 metrik ton per tahun. Pabrik ini akan terus dikembangkan supaya bisa memproduksi 1,37 juta metrik ton etanol di tahun 2016.
Manajemen SIAP sudah menggandeng ProCone GmbH, perusahaan gasifikasi batubara asal Swiss dengan teknologi dari Jerman, dalam pembangunan pabrik. Nantinya perusahaan itu akan mengubah batubara menjadi produk etanol sebagai pengganti BBM.
Investasi pembangunan pabrik ditaksir senilai US$ 400 juta–US$ 700 juta. Sejumlah 70% dari total kebutuhan dana pembangunan pabrik etanol akan ditutupi oleh ProCone GmbH. Sisanya dari SIAP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News