Reporter: Venny Suryanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) masih gencar melakukan diversifikasi produk. Emiten kertas ini berencana mengembangkan produk baru berupa tas kertas atau paper bag di tahun ini.
Lewat segmen tersebut, ALDO pun optimistis dapat mengerek pertumbuhan double digit di tahun 2021. “Dari segmen kertas ini, kami menargetkan pertumbuhan double digit atau sekitar 13% di tahun 2021,” kata Direktur Utama Alkindo Naratama Herwanto Sutanto saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (14/1).
Asal tahu saja, di tahun lalu ALDO telah melakukan pengembangan produk baru berupa kemasan makanan paper box. Produk kemasan makanan yang terbuat dari kertas cokelat tersebut diproduksi langsung oleh perusahaan selaku entitas induk, sementara bahan baku dipasok oleh PT Eco Paper Indonesia (EPI).
Herwanto menjelaskan, nantinya produk paper bag ALDO akan menyasar pelaku usaha ritel seperti toko swalayan, supermarket, dan lain-lain.
Baca Juga: Alkindo Naratama (ALDO) siapkan capex hingga Rp 160 miliar tahun ini
Untuk tahap awal, penjualan produk paper bag akan menyasar pelaku usaha ritel di DKI Jakarta dengan memanfaatkan momentum pelarangan kantong plastik sekali pakai yang diberlakukan di wilayah tersebut.
“Di tahun ini mesin untuk paper bag ini sudah datang di bulan Januari ini. Memang tambahan bisnis ini masih dalam tahapan awal tapi kami yakin akan membantu secara bottom line dan turn over juga,” ungkap dia.
Seperti yang diketahui, ALDO kini telah menyasar pasar konsumer seperti fast moving consumer goods (FMCG) dengan penjualan kemasan makanan di sektor tersebut.
Herwanto berharap, dengan adanya tambahan segmen kertas pada FMCG diharapkan dapat menyumbang pertumbuhan yang besar pada kinerja perusahaan. Selama ini, kontribusi segmen kertas sekitar 60% dari porsi total bisnis ALDO.
“Kami harapkan growth yang besar bisa didapat dari segmen kertas ini yakni Alkindo Naratama dan Eco Paper Indonesia,” tambahnya.
Adapun untuk kemasan FMCG yang khusus membidik UMKM ini ditargetkan dapat memberikan kontribusi ke konsolidasi ALDO sekitar 5%.
Herwanto bilang, dana untuk pembelian mesin kertas kedua untuk Eco Paper Indonesia yang sudah digunakan berasal dari alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini. Sepanjang tahun ini, perusahaan menganggarkan Rp 150 miliar hingga Rp 160 miliar untuk capex.
Sementara itu, lini usaha distribusi bahan kimia, ALDO melalui PT Swisstex Naratama Indonesia (SNI) di bidang distribusi bahan kimia tekstil juga melakukan penjualan bahan kimia kepada produsen-produsen pakaian jadi seperti seragam dan lain-lain.
Selain itu, penjualan polimer melalui entitas anak usaha PT Alfa Polimer Indonesia (API) di bidang manufaktur polimer juga menyasar pelaku industri wood working seperti lem kayu, lem kertas dan lain-lain.
Penjualan bahan kimia melalui anak usaha SNI, kini lebih banyak menyasar pelaku industri produk tekstil yang melakukan produksi alat pelindung diri (APD) alih-alih yang menyasar pelaku industri produk tekstil sehingga hanya memproduksi pakaian jadi saja.
Baca Juga: Alkindo Naratama (ALDO) akan mengembangkan produk paper bag tahun depan
"Kami juga harapkan industri tekstil di tahun ini akan lebih baik sehingga harusnya turn over kami bisa balik lagi seperti sebelum adanya Covid-19,” harap Herwanto.
Menurut dia, kedua anak usaha tersebut tidak terlalu terdampak akibat adanya pandemi Covid-19 karena masih menunjukkan pertumbuhan positif di tahun lalu. Herwanto pun menargetkan pertumbuhan di tahun ini dari segmen bahan kimia dalam rentang 7% sampai 8%.
“Total keseluruhan growth, kami masih expect bisa mencapai double digit di tahun ini yang akan didapat dari segmen kertas yang telah berkontribusi sebesar 60% serta segmen bahan kimia dan Polimer kami targetkan tumbuh 7% sampai 8%,” pungkas dia.
Selanjutnya: Rencana merger Indosat (ISAT) dengan Tri bisa berdampak positif terhadap kinerja ISAT
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News