kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Amankan arus kas, pelaku bisnis pelayaran jaga pengeluaran di semester II


Senin, 17 Agustus 2020 / 17:09 WIB
Amankan arus kas, pelaku bisnis pelayaran jaga pengeluaran di semester II
ILUSTRASI. Ketua Umum Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Carmelita Hartoto.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pelayaran diperkirakan membaik di semester II-2020 seiring aktivitas ekonomi yang mulai kembali bergeliat. Meski begitu, para pelaku industri pelayaran nampaknya masih ingin mengencangkan ikat pinggang dan berhati-hati dalam membelanjakan kas yang dimiliki.

Ketua Umum Indonesian National Shipowner Association (INSA), Carmelita Hartoto memperkirakan, para pelaku industri pelayaran cenderung akan memfokuskan pengeluaran untuk membiayai kegiatan perawatan alias maintenance kapal yang sudah dimiliki alih-alih membeli kapal baru.

Baca Juga: Ada corona, IPC tetap melayani rute pelayaran internasional

“Sepertinya kami akan wait and see ya. Selain untuk jaga arus kas, juga  sekarang pelayaran ini sudah mulai oversupply,” kata Carmelita Hartoto kepada Kontan.co.id, Senin (17/8).

Sikap wait and see pelaku industri pelayaran bukannya tanpa alasan. Carmelita bilang, efek gulir pandemi corona (Covid-19) telah memukul industri pelayaran di semester I-2020.

Maklum saja, aktivitas ekonomi serta permintaan barang yang melesu berdampak pada menurunnya volume muatan yang diangkut. Hal ini terjadi di hampir semua sektor pelayaran dengan muatan angkutan yang berbeda, mulai dari peti kemas, curah kering, tanker kimia, hingga tanker minyak. Kondisi yang serupa juga dijumpai pada pelaku industri pelayaran yang mengangkut  penumpang seiring dengan mobilitas manusia yang menurun.

Gara-gara itu, pendapatan para pelaku industri pelayaran menyusut, sehingga arus kas para pelaku usaha pelayaran pun ikut menipis. 

“Belum lama BPS merilis data (pertumbuhan) sektor transportasi laut mengalami minus 17,48% sebagai dampak Covid-19,” ujar Carmelita.

Meski begitu, Carmelita bilang, pihaknya berharap industri pelayaran akan bergerak lebih baik dan mampu mencatatkan kinerja yang positif dengan adanya beragam stimulus kebijakan dari pemerintah. 

Carmelita mengatakan, pihaknya mengapresiasi beberapa dukungan seperti dukungan fiskal dalam bentuk keringanan pajak dan kelancaran operasional yang telah diberikan pemerintah sebelumnya.

Baca Juga: ASDP serap capex Rp 773 miliar pada semester I-2020, ini penggunaannya

Saat ini, para pelaku industri pelayaran masih mengawal realisasi stimulus pada sisi moneter. Carmelita bilang, pihaknya tengah menanti keluarnya petunjuk teknis penjadwalan ulang pembayaran angsuran pokok pinjaman serta keringanan syarat pinjaman bagi bank umum nasional dari Bank Indonesia.

“Selain itu, kami juga meminta adanya penundaan atau penghapusan sementara kewajiban membayar PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) untuk jasa-jasa kepelabuhanan,” tambah Carmelita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×