Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi, PT Amarta Karya (Persero) bersiap menggarap Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pengembangan teknologi dan industri 4.0. Proyek yang disebut sebagai "Bukit Algoritma" itu bakal dirancang seperti halnya "Silicon Valley" di Amerika Serikat.
External Affairs PT Amarta Karya (AMKA) Hilmi Dzakwan Shodiq mengungkapkan, KEK tersebut berlokasi di Sukabumi. AMKA bertindak sebagai kontraktor pelaksana (main contractor) pada proyek tersebut.
KEK yang disebut sebagai "Bukit Algoritma" itu akan dibangun di Cikidang dan Cibadak. Luas dari proyek itu mencapai 888 hektare (ha). "Pengadaan lahan sudah selesai, clean and clear," kata Hilmi saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (12/4).
Baca Juga: BUMN AMKA teken MoU proyek infrastruktur dalam rangka pemulihan ekonomi nasional
Dia menambahkan, saat ini Bukit Algoritma sudah dalam tahap proses mapping site. Setelah itu akan persiapan menuju groundbreaking. Dari sisi pendanaan, bujet yang dibutuhkan untuk membangun Bukit Algoritma itu mencapai 1 miliar euro atau sekitar Rp 18 triliun.
"Sumber dana berasal dari investor, ada investor lokal maupun luar negeri," ungkapnya.
Asal tahu saja, proyek Bukit Algoritma tersebut dibangun oleh PT Kiniku Bintang Rasa KSO, yang merupakan kerja sama dari PT Kiniku Nusa Kreasi dan PT Bintang Raya Lokalestari. Kemudian, KSO menunjuk PT Amarta Karya sebagai kontraktor utama untuk membangun Bukit Algoritma.
Adapun, Ketua Pelaksana KSO adalah Budiman Sujatmiko yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Kiniku Nusa Kreasi. Dihubungi terpisah, aktivis dan politisi PDI-Perjuangan itu memastikan kesiapan lahan untuk Bukit Algoritma.
Lahan proyek tersebut merupakan Hak Guna Bangunan (HGB) yang dimiliki PT Bintang Raya Lokalestari. "Sehingga tidak ada keperluan pengadaan lahan lagi untuk tahap pertama pengembangan Bukit Algoritma," ungkap Budiman kepada Kontan.co.id, Senin (12/4).
Baca Juga: Tarik minat investor, Kawasan Industri Jababeka digitalisasi layanan
Sayangnya komisaris independen PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) itu belum membeberkan porsi kepemilikan maupun pendanaan dari Bukit Algoritma. Yang pasti, sudah ada satu investor yang membuat komitmen.
Lalu, ada potensi tambahan dari sejumlah investor lain yang sekarang masih berproses, yakni perusahaan yang berasal dari beberapa negara. Antara lain Kanada dan China.
"Beberapa potensi pendanaan dari negara lain juga sedang dijajaki, seperti Uni Emirat Arab dan lain lain," sambung Budiman.
Pada tahun 2021 ini, Kiniku Bintang Raya KSO dan AMKA akan fokus dalam pembangunan infrastruktur dasar. Antara lain jalan akses, jalan kawasan, landscaping, utilitas dan pembangunan beberapa gedung untuk kantor utama Bukit Algoritma.
Pembangunan lainnya adalah pusat transfer inovasi dan beberapa Research and Development Center. "Selain itu kami akan menyiapkan beberapa klaster untuk mitra teknologi tahap pertama yang akan masuk," sebut Budiman tanpa menjelaskan mitra yang dimaksud.
Sebelumnya diinformasikan, bahwa proyek Bukit Algoritma seluas 888 hektare itu akan dikerjakan dalam tiga tahap. Fase pertama diproyeksikan dalam tiga tahun, begitu juga untuk fase kedua. Lalu untuk fase ketiga berlangsung selama lima tahun.
Sebagai informasi, kontrak pekerjaan pengembangan KEK pengembangan teknologi dan industri 4.0 di Sukabumi telah ditandatangani pada Rabu (7/4) lalu.
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Utama AMKA Nikolas Agung, Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sujatmiko, dan Direktur Utama PT Bintang Raya Dani Handoko.
Dalam keterangan di situs resmi perusahaan, Direktur Utama AMKA Nikolas Agung menyampaikan, pihaknya dipercaya sebagai mitra infrastruktur untuk membangun Bukit Algoritma pada tahap pertama selama tiga tahun ke depan.
Baca Juga: BKPM: Jawa Barat jadi lokasi investasi paling seksi di kuartal II 2019
Pengembangan KEK Sukabumi yang juga disebut Bukit Algoritma ini diharapkan dapat meningkatkan infrastruktur yang berkelanjutan dengan pembangunan sumber daya manusia berbasis iptek.
"(Bukit Algoritma) untuk meningkatkan kualitas ekonomi 4.0, peningkatan pendidikan dan penciptaan pusat riset dan development untuk menampung idea anak bangsa serta meningkatkan sektor pariwisata di kawasan setempat," jelas Nikolas.
Business Development Advisor AMKA Oki Fahreza menambahkan, pembangunan KEK Sukabumi akan sangat strategis karena memiliki infrastruktur pendukung.
"Seperti akses Tol Bocimi (Seksi 2 Cibadak), Pelabuhan Laut pengumpan Regional (PLPR) Wisata dan Perdagangan Pelabuhan Ratu, Bandara Sukabumi Cikembar yang akan dibangun, dan Double Track KA Sukabumi,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News