kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Amazon Web Service (AWS) buka pusat data di Jakarta akhir 2021


Senin, 04 November 2019 / 20:37 WIB
 Amazon Web Service (AWS) buka pusat data di Jakarta akhir 2021
ILUSTRASI. Gunawan Susanto, Country Leader AWS Indonesia dalam media briefing di Pacific Place, Jakarta, Senin (4/11).


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amazon Web Service (AWS) memaparkan rencana membuka region Jakarta yang terdiri dari tiga avaliability zone pada akhir 2021 atau paling lambat di awal 2022.

Donnie Prakoso, Senior Technical Evangelist AWS ASEAN, menambahkan ke depan AWS memang merencanakan membuka sejumlah region baru, antara lain Jakarta, Milan, dan Cape Town.

“Dari 1 region baru, akan ada multiple avaliability zone. Nah dari avaliability zone itu, minimun ada dua data center,” ujarnya pada kesempatan konferensi pers di Jakarta Selatan, Senin (4/11).

Baca Juga: Amazon Web Services (AWS): Teknologi cloud dapat memangkas biaya server hingga 50%

Saat ini, AWS global telah memiliki 69 titik availability zone dalam 22 wilayah geografis di seluruh dunia. Donnie berkata, dengan dibukanya data center di region Jakarta, secara teknis akan meningkatkan kecepatan akses server sehingga pengguna bisa memproses permintaan dari pelanggannya.

Tak hanya itu, akses koneksi pelanggan akan terhubung secara global, sehingga ekspansi bisnis terbuka lebar. Donnie berkata, dengan begitu pengguna hanya tinggal fokus pada pelanggan sementara kelangsungan dan keamanan infrastruktur digital ditangani oleh AWS.

Saat ini, menurut Donnie, kebutuhan teknologi machine learning sangat besar, sehingga pihaknya optimistis dapat menjadi tumpuan bagi perusahaan rintisan dan korporasi melakukan eksperimen guna melahirkan inovasi terbaru.

Baca Juga: Amazon bisa tantang kesepakatan bernilai US$ 10 miliar

"Salah satu korporasi yang telah menggunakan layanannya adalah Amartha. Perusahaan rintisan fintech peer-to-peer lending tersebut, berhasil mengurangi biaya IT hingga 20% dengan menggunakan AWS," papar Donnie.

Sementara itu, Bhinneka, perusahaan e-commerce elektronik, dapat memangkas time-to-market hingga 50% dengan menggunakan AWS. “Bhinneka menilai dengan menggunakan tools seperti AWS Lambda, mereka dapat mengakselerasi development dan merilis new applications 50% lebih cepat,” lanjutnya.

Donnie mengaku belum dapat membuka besaran investasi yang digelontorkan untuk membuka data center di region Jakarta pada 2021 mendatang. Namun sejak 2006 berdiri, pihaknya mengklaim mampu menurunkan biaya efisiensi perusahaan sampai 76 kali.

Baca Juga: Singkirkan Amazon, Microsoft raih kontrak cloud computing Pentagon US$ 10 miliar

Sementara itu, sampai kuartal II 2019, pendapatan AWS meningkat 37% di angka US$ 33 juta dari periode yang sama tahun lalu.

"Layanan yang paling banyak digunakan pelanggan beragam, tergantung kebutuhan sektor korporasinya. Namun kami bisa memfasilitasi kebutuhan cloud server mencapai satuan terabite," ujar Donnie.

AWS sendiri menawarkan layanan berdasarkan kategori Internet of Things, Artificial Intelligence, Mobile Services, Analytics, Marketplace, App Service, Infrastructure, Core Services, Security and Compliance, Management Tools, Hybrid Architecture, Enterprise Apps, hingga Technical and Business Support.

Baca Juga: Amazon membeli perusahaan rintisan Health Navigator

Sementara perusahaan yang menggunakan jasanya, selain Bhinneka dan Amartha, adalah Kumparan, Traveloka hingga Bank DBS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×