kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Garap smelter tembaga, Amman Mineral Nusa Tenggara terbuka jika ada opsi kerjasama


Minggu, 07 Februari 2021 / 17:19 WIB
Garap smelter tembaga, Amman Mineral Nusa Tenggara terbuka jika ada opsi kerjasama
ILUSTRASI. Amman Mineral Nusa Tenggara membuka opsi kerjasama untuk membangun smelter tembaga.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

UU Minerba sendiri disahkan dan diundangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 10 Juni 2020. Artinya, ekspor terakhir berlaku hingga Juni 2023. Sebagai informasi, setelah ekspor bijih nikel (ore) dilarang oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 11 Tahun 2019, ada dua komoditas mineral utama yang masih diperbolehkan ekspor.

Kedua komoditas mineral itu adalah  bauksit yang dicuci (washed bauxite) kadar 42% atau lebih, serta sisa hasil pemurnian mineral logam tembaga termasuk lumpur anoda sebagai produk samping. Rekomendasi ekspor untuk kedua produk mineral tersebut akan berakhir pada 2023 sebagaimana Permen ESDM Nomor 17/2020 dan UU Minerba.

Mengenai hal itu, Rachmat pun menegaskan, pihaknya memahami bahwa penyelesaian proyek smelter diburu oleh waktu. Dia pun optimistis penyelesaian smelter tembaga AMNT tidak melebihi batas waktu ditutupnya kebijakan ekspor konsentrat tembaga sebagaimana yang diatur dalam Permen ESDM dan UU Minerba.

"Kebijakan pengolahan dan pemurnian diatur oleh pemerintah, Permen yang mengatur penyelesaian sampai 2023, sesuai dengan UU Minerba juga," ujar Rachmat.

Proyek smelter AMNT ditargetkan bisa selesai dan beroperasi pada tahun 2022, dengan kapasitas input sebesar 1 juta ton dan dapat ditingkatkan hingga 1,6 juta ton atau 2 juta ton per tahun.

Namun dengan adanya pandemi Covid-19 yang menghambat pengerjaan proyek, pengerjaan proyek smelter AMNT diproyeksikan akan bergeser antara 12 bulan-18 bulan. Dengan begitu, target operasi bisa mundur dari 2022 menjadi 2023.

Merujuk pada pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, berdasarkan hasil verifikasi kemajuan fisik 6 bulanan yang berlangsung Februari hingga Juli 2020, kemajuan pembangunan smelter tembaga AMNT mencapai 25,546% dari rencana awal sebesar 26,893% (capaian progres 94,991% dari target periode tersebut).

Di periode yang sama, kemajuan pembangunan fasilitas pemurnian lumpur anoda menjadi precious metal AMNT telah mencapai 27% dari rencana awal sebesar 28,199%.

Selanjutnya: Pemerintah kembali tegaskan ekspor mineral mentah akan ditutup tahun 2023

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×