Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek smelter tembaga Amman Mineral masih berjalan. Sampai dengan saat ini perkembangan pembangunan smelter tembaga Amman Mineral yang berlokasi di Benete, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mencapai 47% dan diproyeksikan akan beroperasi di akhir 2024 mendatang.
Rachmat Makkasau, Direktur Utama Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) mengatakan, smelter tembaga yang dibangun di Sumbawa saat ini perkembangan konstruksi sudah 47% yang nantinya jika beroperasi akan memproduksi 222.000 katoda tembaga.
Melansir paparan materi yang disampaikan Rachmat, nilai investasi yang sudah direalisasikan hingga kini sebanyak US$ 465 juta atau Rp 6,97 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.000). Nantinya, setelah smelter ini rampung, selain akan memproduksi katoda tembaga, juga akan memproduksi 17,8 ton emas, 54,7 ton silver, dan 830.000 ton sulfuric acid.
Rachmat menyebutkan, industri tembaga Indonesia berkontribusi atas 3% kebutuhan tembaga di dunia. Ke depannya tembaga akan menjadi komoditas yang sangat penting karena pada dasarnya setiap kendaraan listrik membutuhkan sekitar 3 kali hingga 4 kali lipat tembaga dibandingkan mobil biasa.
Baca Juga: Progres sudah 39,9%, Smelter Freeport di Gresik Ditargetkan Kelar 2024
Jadi kebutuhan untuk pemakaian tembaga di masa yang akan datang terutama untuk mengembangkan energi hijau, mobil listrik, pembangkit, dan lainnya sangat dibutuhkan.
Namun saat ini salah satu isu yang dihadapi di dalam negeri ialah belum maksimalnya penyerapan tembaga sehingga pada 2025 nanti akan ada 70% hasil produksi katoda tembaga di dalam negeri yang akan diekspor. Sedangkan sisanya 30% dari kapasitas produksi baru bisa diserap oleh industri lokal.
“Tentu ini menjadi isu yang cukup besar karena 70% akan diekspor dan dinikmati negara lain. Sebenarnya hal ini juga bisa menjadi peluang bagi siapapun (industri dalam negeri) yang masuk di dalam industri tembaga,” terangnya dalam acara Investor Daily Summit 2022 di JCC Senayan, Rabu (12/10).
Rachmat mengatakan, pada 2025 mendatang smelter domestik akan memproduksi hingga 1,1 juta ton katoda tembaga yang akan berasal dari smelter PTS-Gresik, smelter Amman Mineral yang akan efektif di 2024 dan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI). Sementara itu, permintaan katoda tembaga dari Indonesia baru akan mencapai 300.000 ton.
Sebelumnya, pembangunan smelter tembaga Amman Mineral terhambat pandemi Covid-19. Adapun saat ini pihaknya juga mengalami tantangan dari perang Rusia-Ukraina yang mengakibatkan disrupsi rantai pasok. Hal ini menghambat pengangkutan peralatan-perlatan besar dan substansial dalam pembangunan smelter, khususnya dari Eropa.
Baca Juga: Freeport Indonesia (PTFI) Sebut Bakal Kembali Gelontorkan Investasi US$ 20 Miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News