kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AMTI: Biarkan industri rokok bernafas dahulu


Rabu, 16 Agustus 2017 / 11:50 WIB
AMTI: Biarkan industri rokok bernafas dahulu


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Pemerintah diminta berhati-hati dalam memutuskan kebijakan fiskal 2018, khususnya yang terkait dengan cukai rokok. Kenaikan cukai rokok untuk tahun 2018 akan menyebabkan industri hasil tembakau terpuruk.

Menurut Ketua Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Budidoyo Siswoyo, industri hasil tembakau sedang tersengal-sengal sejak tahun 2016. "Produksi rokok turun, dan ini membuat kami berat," katanya, Jakarta, Rabu (16/8).

Pada tahun 2016, volume produksi tembakau anjlok hingga dua persen. Pada 2017, Kementerian Keuangan memperkirakan bahwa produksi hasil tembakau kembali turun hingga 2,3 %. Target penerimaan cukai tembakau pun terancam turun.

Padahal, cukai tembakau merupakan sektor penyumbang penerimaan negara terbesar ketiga setelah pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai.

Untuk itu,  Budidoyo meminta pemerintah tidak menaikkan cukai rokok untuk 2018. "Biarkan industri bernapas terlebih dahulu," lanjutnya.

Budidoyo khawatir target penerimaan cukai di tahun ini pun tidak tercapai. "Ini menunjukkan memang target tersebut sangat memberatkan industri," katanya.

Budidoyo juga meminta pemerintah untuk melindungi kelangsungan hidup industri hasil tembakau. Sampai saat ini ada 6,1 juta orang yang menggantungkan hidupnya pada industri tersebut.

Secara terpisah, Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sjukrianto meminta kepada Pemerintah untuk tidak menaikkan cukai setiap tahun. Sukri berpendapat bahwa kenaikan cukai turut mengancam pendapatan para pedagang eceran.

“Jangan selalu setiap tahun menaikkan cukai. Yang jelas imbasnya ke pedagang, kalau harga naik, apalagi di tengah daya beli konsumen yg melemah, maka otomatis omzet berkurang. Sebaiknya ditahan jangan dinaikkan dulu cukai nya" kata Sjukri.

Sjukri juga menghimbau kepada pemerintah untuk mencari sumber-sumber pandapatan lain, jangan terus menerus membebani industri, “Harga rokok yang mahal menyebabkan perokok beralih ke produk ilegal. Akibatnya, pemerintah kehilangan penerimaan cukai negara,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×