kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.175.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Ancaman Penutupan Selat Hormuz, INSA Siapkan Mitigasi Logistik


Selasa, 24 Juni 2025 / 08:15 WIB
Ancaman Penutupan Selat Hormuz, INSA Siapkan Mitigasi Logistik
Ketua Umum Federation of ASEAN Shipowners' Association (FASA) Carmelita Hartoto menyampaikan keterangan pers saat kegiatan 60th Executive Committee Meeting & 49th Annual General Meeting FASA di Nusa Dua, Badung, Bali (6/3/2024).


Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memanasnya konflik antara Israel dan Iran menimbulkan kekhawatiran serius terhadap kelancaran jalur pelayaran internasional, termasuk bagi pelaku usaha pelayaran nasional. 

Indonesian National Shipowners Association (INSA) menilai, jika konflik terus bereskalasi, gangguan terhadap rantai logistik global menjadi risiko nyata yang harus diantisipasi.

Ketua Umum INSA, Carmelita Hartoto, menyatakan bahwa salah satu ancaman terbesar adalah kemungkinan penutupan Selat Hormuz oleh Iran. Selat ini merupakan jalur strategis yang dilalui sekitar 20% pasokan minyak dunia. 

Baca Juga: INSA Waspadai Gangguan Pelayaran dan Logistik Akibat Perang Iran vs Israel

“Jika jalur ini terganggu, maka harga minyak mentah dunia bisa melonjak signifikan, berdampak pada biaya logistik dan turut memengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (24/6).

Carmelita menjelaskan, sejauh ini belum terlihat dampak langsung terhadap pelayaran Indonesia. Namun, ia mencatat mulai munculnya tren kenaikan tarif logistik internasional serta premi asuransi kapal yang melewati wilayah konflik. 

“Ini merupakan sinyal awal yang harus kita antisipasi,” imbuhnya.

Sebagai bentuk mitigasi, sejumlah pelaku usaha pelayaran nasional mulai mempertimbangkan opsi perubahan rute guna menghindari area berisiko tinggi. Carmelita juga menekankan pentingnya memperkuat riset energi alternatif serta menjalin kerja sama jangka panjang yang berkelanjutan dengan mitra strategis.

Baca Juga: Terus Waspada, INSA Sebut Risiko PHK Mengintai Industri Pelayaran Nasional

Lebih lanjut, konflik di Timur Tengah ini dikhawatirkan turut berdampak pada sektor pelayaran domestik. Lonjakan harga minyak mentah global berpotensi meningkatkan biaya logistik secara keseluruhan, yang pada akhirnya bisa mendorong kenaikan harga barang dan memberikan tekanan pada distribusi dalam negeri.

INSA mengaku telah melakukan komunikasi awal dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah. Meskipun koordinasi formal belum dilakukan, diskusi informal sudah berlangsung sebagai langkah antisipatif terhadap dampak lanjutan konflik. 

“Yang terpenting saat ini adalah menjaga kewaspadaan dan memastikan kesiapan sektor pelayaran nasional terhadap kemungkinan skenario terburuk,” tutup Carmelita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×