Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ancora Indonesia Resource Tbk membidik kenaikan pendapatan sebesar 5% tahun ini. Membaiknya harga batubara dan minyak dunia menjadi salah satu pelecut optimisme emiten berkode saham OKAS di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini meraih target tersebut.
Teddy Kusumah, Direktur Utama Ancora Indonesia Resource, mengatakan, kenaikan harga batubara dan minyak dunia pasti berdampak terhadap kinerja Ancora Indonesia Resource. Apalagi, permintaan jasa pertambangan melalui peledakan akan semakin meningkat. "Tahun ini, untuk jasa pertambangan sendiri kita menargetkan pendapatan meningkat 5% dibandingkan tahun sebelumnya," kata Teddy, kepada KONTAN, Minggu (7/1).
Walaupun mengklaim ada tren positif, Teddy mengaku belum bisa membeberkan secara mendetail realisasi pendapatan tahun 2017. Sebelumnya, Ancora Indonesia Resource menargetkan pendapatan antara US$ 100 juta sampai US$ 120 juta.
Berdasarkan catatan KONTAN, hingga kuartal III-2017, produksi bahan peledak anak usaha perseroan ini, yakni PT Multi Nitrotama Kimia, masih menurun. Produksi amonium nitrate Multi Nitrotama Kimia hingga kuartal III-2017 mencapai 39.496 ton. Jumlah itu turun sebesar 31% dibandingkan periode yang sama tahun 2016.
Sejalan penurunan jumlah produksi, penjualan amonium nitrate di kuartal III-2017 juga terpantau hanya 55.004 ton. Angka ini menyusut 11% dibandingkan periode yang sama tahun 2016, sebanyak 62.050 ton.
Akibat penurunan produksi dan penjualan amonium nitrate, total penjualan Multi Nitrotama Kimia sampai September 2017 tercatat US$ 57,65 juta. Angka ini menurun 10% dibandingkan periode yang sama tahun 2016.
Mencari kontrak
Agar target pendapatan dapat kembali pulih, Ancora Indonesia Resource mengharapkan dari kontrak-kontrak baru, serta mempertahankan klien-klien lama yang pernah melakukan kontrak di tahun 2016. "Kita mempunyai klien lama yang pernah melakukan kontrak di tahun 2016. Kemungkinan mereka kembali lagi," ujar Teddy.
Hingga akhir kuartal III-2017, Ancora Indonesia Resource memiliki lima klien dari perusahaan tambang. Diantaranya adalah PT Chevron Pacific Indonesia, PT Pama Persada, PT Amman Mineral Nusa Tenggara, PT Adaro Indonesia dan PT Freeport Indonesia.
Tren kenaikan harga batubara dan minyak bumi tidak akan menyebabkan Ancora Indonesia Resource mengerek harga jasa pertambangan. "Meski harga batubara naik, tidak ada perubahan harga jasa di tahun ini. Karena harga sudah dilakukan di awal kontrak," ujar Teddy.
Selain fokus di jasa pertambangan, tahun ini Ancora Indonesia Resource menargetkan dapat mulai melakukan pengeboran atau drilling tambang emas milik PT Indotan Lombok Barat Bangkit yang pada tahun lalu diakuisisi perusahaan ini. Teknologi drilling tersebut merupakan hasil kerjasama dengan perusahaan asal China, yaitu Sinomine.
Asal tahu saja, Ancora Indonesia Resource membeli 100% saham milik Southerm Arc Mineral Inc di Indotan Lombok Pte, Ltd. Sementara Indotan Lombok Pte Ltd memiliki 90% saham PT Indotan Lombok Barat Bangkit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan di Lombok Barat berlokasi di Pulau Lombok dengan nilai US$ 2 juta.
Dari satu konsesi tambang terdapat tiga wilayah pertambangan. Namun, produksi emas di wilayah tersebut belum dapat diketahui. "Yang jelas produksi emas tersebut masih bisa dilakukan delapan sampai 10 tahun ke depan. Prospeknya jika sampai waktu segitu bisa menghasilkan US$ 100 juta–US$ 200 juta," kata Teddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News