kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Andalkan enam kilang Pertamina, Kementerian ESDM: 2026 Indonesia tak perlu impor BBM


Senin, 01 Juni 2020 / 06:49 WIB
Andalkan enam kilang Pertamina, Kementerian ESDM: 2026 Indonesia tak perlu impor BBM
ILUSTRASI. Foto udara kawasan Kilang RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (24/1/2020).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) tengah berupaya membangun dua kilang minyak baru (Grass Root Refinery/GRR) di Bontang dan Tuban, serta pengembangan kapasitas kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP) eksisting di Dumai, Balikpapan, Balongan dan Cilacap.

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Mohammad Hidayat mengungkapkan, dengan terbangunnya proyek-proyek tersebut, Indonesia akan terbebas dari impor BBM pada tahun 2026.

Hidayat membeberkan, pada tahun 2019, Indonesia masih mengimpor BBM untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sebanyak 24,7 juta KL atau 33%. Sedangkan produksi BBM dari kilang dalam mencapai 50,9 juta KL atau 67%.

Baca Juga: Pertamina sepakati penjualan gas bumi 318 BBTUD untuk industri, berikut rinciannya

Berdasarkan prognosa supply dan demand BBM tahun 2020-2026, Indonesia akan terbebas dari impor BBM tahun 2026, ketika seluruh RDMP dan GRR rampung dibangun. Saat itu, produksi diperkirakan 87,4 juta KL, sementara kebutuhan atau demand mencapai 85,1 juta KL.

Menurut Hidayat, Pemerintah menyusun prognosa kebutuhan BBM ini dengan asumsi kenaikan permintaan sebesar 3,16% per tahun. "Prognosa ini berdasarkan ketersediaan data yang ada dan proyek-proyek kilang yang sedang dibangun dan akan selesai tahun berapa, serta berapa besar produksinya dapat memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri," papar Hidayat dalam keterangan resminya, akhir pekan lalu.

Lebih lanjut, Hidayat menyatakan pada tahun 2020-2021, produksi BBM diperkirakan stagnan, namun kebutuhan terus meningkat. "Dua tahun pertama, produksi BBM dari kilang-kilang dalam negeri masih stagnan. Sementara demand terus tumbuh dan mengacu pada pertumbuhan ekonomi, demand tumbuh 3,16% per tahun," kata dia.

Sementara pada tahun 2022 diperkirakan ada tambahan produksi BBM dari RDMP Balongan. Saat itu, impor BBM diperkirakan 25,9 juta KL dan produksi BBM dalam negeri sebesar 47,8 juta KL. Kebutuhan BBM diperkirakan 74,7 juta KL.

Kemudian, rampungnya RDMP Balikpapan tahun 2023, akan menyumbang tambahan produksi BBM sehingga total produksi mencapai 57,5 juta KL dan impor turun tipis menjadi 25 juta KL. Kebutuhan BBM diproyeksikan sebesar 77,3 juta KL.



TERBARU

[X]
×