Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengandalkan sumber pendanaan dari rights issue, PT Bumi Resources Minerals (BRMS) fokus ekspansi dan menambah umur produktif tambang miliknya.
Direktur & Investor Relations BRMS Herwin Hidayat mengungkapkan, fokus perusahaan tahun ini tidak sekedar membangun pabrik pengolahan bijih emas baru di Palu.
"Fokus BRMS saat ini adalah untuk melakukan aktifitas pengeboran di beberapa prospek emas di lokasi tambang Paboya (Palu, Sulawesi)," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (9/4).
Adapun dana yang akan digunakan untuk kegiatan pengeboran prospek emas di Palu sebesar US$ 23 juta. Dimana, sumber pendanaan tersebut berasal dari dana rights issue BRMS yang prosesnya tengah berjalan saat ini.
Estimasinya, penambahan cadangan dari pengeboran tersebut berkisar 15 juta ton hingga 20 juta ton bijih cadangan dan sumber daya.
"Target pengeboran sebagian selesai di akhir 2021, dan sebagian akan selesai di pertengahan 2022," paparnya.
Selanjutnya, BRMS juga bakal melakukan pengeboran dan pengembangan di lokasi tambang emas di Motomboto (Gorontalo, Sulawesi). Adapun dana yang digunakan untuk rencana tersebut mencapai US$ 5 juta, yang sumbernya juga berasal dari dana rights issue.
Adapun untuk estimasi tambahan cadangan atau sumber daya dari pengeboran prospek emas di Motomboto, Gorontalo berkisar 5 juta ton bijih. Dimana, untuk target pengeboran diperkirakan rampung di pertengahan 2022.
Baca Juga: Ini dua standby buyer rights issue Bumi Resources Minerals (BRMS)
BRMS juga akan menyisihkan US$ 48 juta dari dana rights issue untuk membangun pabrik pengolahan bijih emas dengan kapasitas 4.000 ton per hari di Palu.
Sebagai informasi, sat ini Palu baru memiliki satu pabrik pengolahan dengan kapasitas 500 ton bijih per hari dan sudah beroperasi sejak Februari 2020. Pembangunan pabrik dari dana right issue tersebut akan dimulai pada pertengahan 2022 dan diharapkan bisa selesai di awal 2024.
"Diharapkan, setelah pembangunan pabrik pengolahan bijih emas yang baru di Palu selesai, maka produksi emas perusahaan dapat meningkat dan dapat berdampak positif terhadap kinerja penjualan dan laba perusahaan," ungkap Herwin.
Selain itu Herwin mengungkapkan, keberhasilan pekerjaan pengeboran di prospek-prospek tambang emas tersebut diharapkan dapat menambah jumlah cadangan dan sumberdaya bijih emas perusahaan.
"Hal ini akan menambah umur produktif tambang emas perusahaan baik di Palu maupun di Gorontalo," jelasnya.
Selain itu, tahun ini BRMS juga menyiapkan capital expenditure atau belanja modal US$ 105 juta untuk rencana ekspansi di sepanjang 2021. Dari jumlah tersebut, rencananya sebanyak US$ 70 juta bakal digunakan untuk pembangunan pabrik bijih emas di Palu, US$ 30 juta untuk pengeboran di Poboya Palu dan US$ 5,25 juta untuk pengeboran di Motomboto, Gorontalo.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan di kuartal III-2020, BRMS berhasil bukukan pendapatan US$ 4,17 juta atau naik 20,52% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni US$ 3,46 juta. Alhasil, hingga September 2020 perusahaan tambang tersebut bukukan laba bersih naik 139,6% ke level US$ 1,01 juta.
Adapun sumber kinerja positif BRMS tahun lalu didukung penjualan dari tambang emas di Palu, di mana hingga September 2020 sales revenue naik hampir 50%.
Selanjutnya: Kementerian ESDM sebut hilirisasi batubara adalah pilihan yang tepat pada saat ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News