kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aneka Tambang (ANTM) Menilai Hilirisasi Bauksit Perlu Dipercepat


Jumat, 23 September 2022 / 14:07 WIB
Aneka Tambang (ANTM) Menilai Hilirisasi Bauksit Perlu Dipercepat
ILUSTRASI. Foto udara, areal pabrik pengolahan ore nikel milik PT Antam Tbk di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Sabtu (5/6/2021). ANTARA FOTO/Jojon/hp.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - PONTIANAK. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam berkomitmen untuk terus mendukung hilirisasi komoditas tambang mineral, termasuk bauksit. Terlebih lagi, pemerintah sudah berencana untuk melarang ekspor bauksit mentah pada tahun 2023 mendatang.

General Manager Antam UBP Bauksit Kalimantan Barat Anas Safriatna mengatakan, Indonesia sebenarnya memiliki cadangan bauksit yang melimpah. Khusus Antam, perusahaan ini memiliki cadangan bauksit sebanyak 105,95 juta wet metric ton (wmt) per akhir 2020. Sedangkan sumber daya bauksit Antam berada di level 585,83 wmt.

Hanya saja, harus diakui pasar bauksit di Indonesia saat ini masih terbatas. Antam sendiri baru bisa menyuplai bijih bauksit ke tiga smelter dalam negeri, yakni PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) yang notabene adalah anak usaha Antam, lalu ada PT Well Harvest Mining, dan PT Bintan Indonesia Alumina. Sebagian besar bauksit Antam diekspor ke luar negeri.

PT ICA pun sejauh ini baru mampu mengolah bauksit menjadi alumina, sedangkan untuk aluminium harus diolah lagi di smelter milik PT Inalum yang kapasitas produksinya 250.000 ton per tahun. 

Baca Juga: Atasi Perubahan Iklim, MedcoEnergi Bangun Sistem Kurangi Emisi Karbon di Sulur Bisnis

"Kebutuhan aluminium di Indonesia mencapai 1 juta ton, tapi kemampuan produksi kami di Grup MIND ID baru 250.000 ton. Masih ada gap yang harus dipenuhi," ungkap Anas ketika ditemui Kontan, Kamis (22/9).

Ia pun menilai, penambahan smelter pengolahan bauksit di Indonesia sangat penting untuk dilakukan, namun dengan tetap memperhatikan kesiapan pasar yang ada. Selain untuk mengurangi impor produk-produk turunan bauksit, pengembangan smelter juga bermanfaat karena akan meningkatkan nilai tambah komoditas bauksit itu sendiri.

Anas memberi contoh, harga bijih bauksit saat ini berada di kisaran US$ 30--US$ 35 per ton. Ketika diolah menjadi alumina, maka harga dapat naik menjadi US$ 500 per ton. Kenaikan harga akan terjadi lagi ketika alumina berhasil diolah menjadi aluminium.

"Untuk memaksimalkan cadangan yang ada, kita memang perlu terus mengembangkan hilirisasi," tandas dia.

Selain melalui PT ICA, sebenarnya saat ini Antam dan MIND ID sedang membangun Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Proyek ini menelan anggaran senilai US$ 831,5 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×