kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anjlok di 2020-2021, Angkasa Pura I mengejar pemulihan kinerja pada 2022


Kamis, 09 Desember 2021 / 22:58 WIB
Anjlok di 2020-2021, Angkasa Pura I mengejar pemulihan kinerja pada 2022
ILUSTRASI. Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, yang dikelola PT Angkasa Pura I (Persero).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 menghantam sektor pariwisata dan aviasi dalam dua tahun terakhir. Kondisi ini turut menekan kinerja bisnis kebandarudaraan (bandara), tak terkecuali bagi PT Angkasa Pura I (Persero) alias AP I yang tengah mengalami tekanan keuangan.

Vice President Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) Handy Heryudhitiawan memberikan gambaran, raihan pendapatan AP I pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp 8,6 triliun. Pada saat masa pandemi tahun 2020 lalu, AP I hanya bisa mengempit pendapatan senilai Rp 3,9 triliun, atau anjlok 54,65%.

Sayangnya, 2021 belum menjadi tahun yang menggembirakan. Pendapatan AP I diprediksi kembali merosot seiring penurunan jumlah penumpang yang hanya mencapai 25 juta orang.

Baca Juga: Obligasi Angkasa Pura I meraih peringkat idAA+ dari Pefindo

"Kami memprediksi hingga akhir tahun 2021 meraih pendapatan Rp 3,20 triliun. Adapun beban perusahaan diproyeksi mencapai Rp 6,44 triliun," ujar Handy saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/12).

Dia membeberkan, pandemi Covid-19 yang mulai terjadi di Indonesia sejak Maret 2020 berdampak terhadap penurunan drastis trafik penumpang di 15 bandara AP I. Sebagai gambaran, pada 2019, trafik penumpang di bandara kami mencapai 81,5 juta penumpang.

Namun ketika pandemi Covid-19 melanda pada awal 2020, trafik penumpang turun menjadi 32,7 juta penumpang. Lalu pada 2021 ini diprediksi hanya mencapai 25 juta penumpang.

"Dengan situasi tersebut AP 1 juga dihadapkan dengan kewajiban membayar pinjaman sebelumnya yang digunakan untuk investasi pengembangan bandara," sambung Handy.

Bahkan, AP I juga melakukan penundaan pembayaran terhadap beberapa komponen seperti tunjangan. Tapi Handy menegaskan, kebijakan tersebut dilakukan melalui kesepakatan antara karyawan dan perusahaan.

Dia mengibaratkan karyawan sekarang menabung ke perusahaan, lalu setelah kondisi keuangan menjadi lebih baik, karyawan akan menerima haknya kembali sesuai dengan perhitungan yang ada.

Baca Juga: Pefindo Menurunkan Peringkat Utang Angkasa Pura I Karena Tekanan Profil Keuangan

"Kami sangat bersyukur karena seluruh karyawan sangat memahami situasi yang dihadapi dan tetap mendukung manajemen di saat yang cukup sulit ini," ujar Handy.

Di tengah kondisi sulit ini, Handy mengemukakan bahwa manajemen AP I telah menyiapkan sejumlah inisiatif strategis untuk meminimalisir dampak pandemi terhadap kinerja. Yakni dengan melakukan restrukturisasi.

AP I melakukan program penyehatan atau restrukturisasi yang meliputi restrukturisasi financial, operasional, penjaminan dan fund raising dan transformasi bisnis dan asset optimization. Dengan strategi tersebut, AP I optimistis bisa meraih cash flow positif di tahun depan.

"Dengan serangkaian lima program tersebut maka di tahun 2022 kami sangat optimistis cash flow AP 1 diproyeksikan akan positif Rp 1,15 triliun dan EBITDA juga akan positif Rp 1,5 triliun," tutup Handy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×