Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
ANJT hanya bisa mengharapkan, paling tidak volume penjualan dan produksi minyak sawit alias crude palm oil (CPO) tahun ini sama seperti tahun lalu. Sepanjang tahun 2019, mereka memproduksi hingga 240.844 metrik ton (mt) CPO dan menjual 239.800 mt CPO.
Austindo cukup yakin, perkebunan di Papua Barat yang mulai berproduksi secara komersial pada kuartal pertama tahun ini akan turut menunjang target volume produksi dan penjualan di sepanjang 2020. Pengelola perusahaan ini juga bertekad meningkatkan kualitas CPO agar sejalan dengan kebutuhan industri minyak sayur konsumsi.
Sementara itu, volume produksi maupun penjualan CPO Austindo dalam tiga bulan pertama tahun ini sebenarnya turun. Produksi CPO pada kuartal I tahun ini sebanyak 51.511 metrik ton (mt) atau menyusut dibandingkan periode yang sama tahun lalu 52.224 mt. Adapun volume penjualan CPO turun dari 50.700 mt menjadi 49.400 mt pada tiga bulan awal
Namun rata-rata harga jual CPO naik dari semula US$ 468 per mt pada kuartal I tahun lalu menjadi US$ 625 per mt pada kuartal I tahun ini. Begitu pula dengan rata-rata harga jual palm kernel oil (PKO) atau inti sawit yang tumbuh menjadi US$ 338 per mt. Sementara pada periode tiga bulan tahun lalu sebesar US$ 303 per mt.
ANJT menjelaskan, volume produksi dan penjualan CPO kuartal I 2020 turun terimbas cuaca kering pada semester II 2019 dan siklus tanam yang memasuki masa pemulihan. Sementara kenaikan rata-rata harga jual mampu mendongkrak kinerja penjualan mereka selama triwulan pertama.
Hingga 31 Maret 220, sebanyak 98,51% pendapatan ANJT berasal dari penjualan minyak sawit dan inti sawit atau senilai US$ 36,24 juta. Mereka juga meraih kenaikan pendapatan dari segmen usaha sagu dan energi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News